Apple


Title: Apple

Couple: Sibum

Rated: K+

Warn: Alur klise. Genderswitch!

Summary: Kibum sangat membenci apel namun justru apel itu mempertemukannya dengan sang pangeran.

Jika kalian beranggapan memiliki julukan yang sama dengan salah satu putri dalam cerita dongeng adalah hal yang indah, maka seorang Kim Kibum akan membantah hal itu. Sejak dia kecil sampai dia dewasa sekarang, orang-orang selalu memanggilnya dengan sebutan Snow White. Tentu saja karena parasnya yang sangat mirip dengan putri dalam dongeng itu. Kulitnya putih, seputih salju dan selembut sutera. Rambut dan matanya sehitam arang, menghanyutkan siapapun yang melihatnya. Dan jangan lupakan bibirnya yang begitu merah semerah darah. Bibir yang berbentuk hati dan mungil itu terlihat begitu menggoda dan menggiurkan. Sudah banyak yang mencoba untuk merasakan bibir merah itu, namun semua yang mencoba akan berakhir di ruang UKS karena pukulan dari eonnie Kim Kibum yaitu, Kim Heechul.

Ada beberapa alasan kenapa dia tidak suka disamakan dengan Sang Putri Salju. Pertama, Kibum bukan orang yang ramah dan pencinta bintang. Lihatlah dia sekarang, dia lebih suka menghabiskan waktunya sendirian di perpustakaan yang diciptakan oleh para makhluk dari dunia yang berbeda. Kedua, Kibum bukanlah seorang putri yang lemah gemulai. Dia sangat mandiri dan tak suka bergantung pada orang lain. Ketiga, dia tidak mempunyai ibu tiri seperti dalam cerita. Kalau kakak yang mengerikan sih ada – oke abaikan kalimat ini sebelum Kibum dihajar oleh eonnie-nya.

Dan yang terakhir dan yang paling utama adalah Kibum SANGAT MEMBENCI apel! Bukan, bukan karena dalam dongeng, Putri Salju mati suri karena memakan apel beracun, tapi karena dia memang tidak menyukai buah merah yang rasanya sangat tidak bisa dijelaskan. Dia suka dengan jus apel, tapi kalau sudah berhadapan dengan apel, dia bisa pingsan seketika. Mungkin juga dikarenakan saat dia masih kecil, teman-temannya suka meledeknya dengan apel dan memberikan apel dalam jumlah banyak kepada dirinya membuat dia merasa muak sehingga dia membenci apel.

Terlepas dari hal itu sebenarnya Kim Kibum tampak seperti Putri Salju yang keluar dari dongeng anak-anak. Sayangnya, dia juga bukan seseorang yang suka bermimpi. Dia lebih suka dengan sesuatu yang pasti dan bisa dijelaskan. Seperti dengan kenyataan bahwa dia sangat membenci yang namanya buah apel. Tapi dia tidak tahu bahwa apel akan membawanya kepada Sang Pangeran karena, biar bagaimanapun, seorang putri tetap memerlukan seorang pangeran, bukan?

.

.

Apple

by eL-ch4n

10.04.2012

.

.

Suasana ruang kelas itu begitu riuh seperti biasa terutama dari kaum Hawa karena mereka mendengar akan ada murid baru yang masuk ke kelas mereka. Mereka saling mendiskusikan kira-kira seperti apa tampang murid yang akan masuk ke kelas ini.

”Kya! Aku sempat melirik dia di ruang kepala sekolah. Dia tampan sekali!” seru salah seorang yeojya yang memiliki wajah yang aegyo dengan rambut pendeknya yang cokelat kehitaman.

”Benarkah itu Minnie? Omo, aku tak sabar untuk melihatnya! Bagaimana denganmu Bummie?” tanya yeojya yang memiliki wajah manis itu kepada temannya yang sedari tadi hanya duduk di atas kursinya dengan buku yang terbuka lebar di atas mejanya.

Mendengar namanya dipanggil, Kibum melirik kedua temannya – Eunhyuk dan Sungmin – dengan tatapan datar. Dia mengangkat kedua bahunya sebentar tanda bahwa dia tidak peduli dan hanya mendatangkan helaan nafas dari kedua temannya. Sepertinya mereka sudah terbiasa dengan ekspresi sahabat mereka. ”Aish, tak bisakah kau berekspresi sedikitpun?” gerutu yeojya yang bernama lengkap Lee Hyukjae atau yang biasa dipanggil dengan nama Eunhyuk.

Kembali hanya sebuah ekspresi datar yang ditunjukkan Kibum ke arah Eunhyuk. Sungmin yang ada di samping Eunhyuk hanya menepok pundak yeojya itu dengan lembut. ”Sabar, kau sudah tahu kalau Bummie memang tidak tertarik dengan hal seperti itu.” Eunhyuk hanya bisa menghela nafas dan kembali melanjutkan pembicaraannya dengan Sungmin.

Bukannya Kibum tak bisa berekspresi, dia hanya merasa tidak tertarik dengan topik pembicaraan mereka. Untuk apa membicarakan seorang murid baru yang belum mereka kenal? Bukankah lebih baik dia membaca koleksi puisi Shakespeare yang ada di hadapannya saat ini? Begitulah sikap Kibum, kalau sudah berhadapan dengan buku, dia akan terhanyut di dalamnya dan tak menghiraukan keadaan sekitarnya. Dia bahkan tidak menyadari ketika bel sudah berbunyi dan kedua temannya sudah kembali ke tempat duduk mereka. Dia bahkan tidak peduli ketika gurunya datang diiringi oleh seorang namja tampan bertubuh tegap dengan senyuman khas yang menampakkan kedua lesung pipinya.

”…imnida.” Itulah yang sempat didengar oleh Kibum sebelum dia memutuskan untuk meletakkan pembatas buku pada halaman terakhir yang dibacanya dan kemudian mengalihkan perhatiannya keluar jendela, menikmati pemandangan rindang itu.

”Psst, tampan ya?” bisik Sungmin yang tempat duduknya berada di sebelah Kibum.

Kibum hanya menghela nafas dan akhirnya memutuskan untuk melihat siapa sebenarnya namja yang begitu menarik perhatian temannya yang sudah berstatus sebagai yeojyachingu dari seorang Cho Kyuhyun. Melihat apa –atau lebih tepatnya siapa – yang ada di depan kelasnya membuat kedua mata Kibum membesar memperlihatkan iris hitamnya yang menghanyutkan. ”Hei, namanya –”

”Choi Siwon,” bisik Kibum menyela Sungmin.

”Dari mana kau –” Belum sempat Sungmin melanjutkan kalimatnya, dia dikejutkan dengan tubuh sahabatnya yang terjatuh ke arahnya. ”KIBUM!” Suara teriakannya mengalihkan perhatian semua teman-teman sekelasnya. Perhatian mereka sekarang teralih pada Kim Kibum yang pingsan di samping Sungmin. Tak ada yang menyadari bahwa di saat yang bersamaan kedua mata Choi Siwon juga membesar karena kaget.

.

.

Hal pertama yang Kibum lihat ketika membuka matanya adalah ruangan yang serba putih dan seorang Choi Siwon yang duduk tak jauh dari dirinya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali sampai akhirnya dia sadar sepenuhnya akan kehadiran Siwon. Seketika itu juga badannya menjadi siaga dan terbangun hingga bersandar pada dinding. ”Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Kibum dengan nada selidik.

Namja itu hanya tersenyum lembut akan pertanyaan Kibum dan menjawab tak kalah lembut pula, ”Aku?” Kibum mengangguk. ”Aku yang membopongmu ke ruang UKS ini. Di luar dugaan ternyata tubuhmu sangat ringan ya, Bummie~”

Jika semua tahu siapa itu Kim Kibum, siapapun akan mengatakan bahwa Kim Kibum yang ini adalah palsu karena tidak mungkin rasanya seorang Kibum bisa memerah wajahnya karena malu. Yeojya itu mengalihkan pandangannya dari Siwon yang menatapnya dengan intens. ”Sebenarnya aku cukup sedih karena kau pingsan ketika melihatku,” ujar Siwon dengan nada yang dibuatnya seolah terluka.

Mendengar hal itu, Kibum kembali teringat siapa sesungguhnya namja yang ada di hadapannya. Siapapun pasti tertipu oleh topeng manis dan ramah yang dikenakan Siwon karena di baliknya, namja itu sangat sadis dan mengerikan. Dan dialah alasan mengapa seorang Kim Kibum bisa membenci apel! ”Cih, beruntung aku tidak menghajarmu, Choi Siwon,” desis Kibum.

Kedua alis mata Siwon terangkat karena tertarik dengan pernyataan Kibum tadi. Dia mencondongkan badannya ke depan. Kedua tangannya berada di samping Kibum dan kepalanya hanya berjarak beberapa inci saja dengan yeojya itu. ”Hmm, memangnya kau bisa menghajarku, eh?” tantang Siwon balik.

Seluruh tubuh Kibum bergidik ngeri, tapi dia masih berusaha untuk membalas tatapan Siwon. Ketika jarak mereka semakin berkurang, Kibum segera menutup matanya tak siap menunggu apapun yang akan menantinya. Dia membuka matanya ketika mendengar suara tawa dari namja itu. ”Hahaha, kau pikir aku akan apa? Menciummu?” tanya Siwon sembari menahan tawanya. Merasa kesal dipermainkan, Kibum melempar bantal ke arah Siwon yang masih tertawa dan berjalan keluar untuk meninggalkan namja itu.

Langkahnya terhenti ketika tangan Siwon mengcengkram pergelangan tangannya. ”Hei, aku belum selesai bicara,” ujar Siwon.

”Tidak ada yang perlu dibicarakan,” jawab Kibum dengan nada dingin dan menghempaskan genggaman Siwon.

Blam.

Begitu pintu UKS ditutup, Siwon yang ditinggal sendiri hanya bisa menatap tangan yang bersentuhan dengan tangan Kibum tadi. ”Sepertinya dia masih belum bisa memaafkanku,” ujar Siwon lirih.

.

.

”Hei, sebenarnya apa hubunganmu dengan Siwon?” tanya Sungmin ketika mereka sedang berkumpul di kantin pada waktu istirahat.

Seperti biasa, Kibum tak mengeluarkan ekspresi apapun dan kembali melahap makan siangnya. Kedua sahabatnya saling berpandangan dalam kebingungan. Ada sesuatu yang dirahasiakan Kibum dan sesuatu itu adalah masa lalunya dengan seorang namja yang bernama Choi Siwon.

”Heiyo, apa kabarmu chagi?” ujar Donghae, namjachingu dari Eunhyuk. Namja itu melingkarkan satu lengannya di leher Eunhyuk dan memberikan ciuman singkat di pipi yeojyachingunya dan mendatangkan rona merah di kedua pipi Eunhyuk.

Di sebelah kiri Sungmin sekarang sudah duduk seorang namja berambut ikal yang sepasang iris karamelnya terus berada pada PSP yang dipegangnya. Sungmin hanya bisa menghela nafas melihat ulah namjachingunya itu. ”Kyu, kau harus makan,” tegurnya. Namja yang bernama Kyuhyun itu kemudian menghentikan permainannya dan memasukkan PSP itu ke dalam kantong celananya. Dia kemudian menyeringai ke arah Sungmin yang masih menatapnya dengan polos. ”Aku akan makan kalau kau menyuapiku.” Sungmin mengangguk dan mengambil sesendok nasi untuk diarahkan ke Kyuhyun. ”Tapi, dengan bibirmu.”

Blush.

Wajah Sungmin memerah seketika dan pukulan telak tak lama diterima Kyuhyun di kepalanya. ”Dasar yadong!” gumam Sungmin. Dia kembali meneruskan acara makannya sementara Kyuhyun mengelus kepalanya yang dipukul Sungmin tadi.

”Oh ya, kudengar katanya Siwon di kelasmu ya Bummie?” Pertanyaan Donghae seketika mendatangkan suasana tegang di antara mereka. ”Wae?” tanyanya sekali lagi kepada para kaum Hawa yang kembali terdiam itu.

”Aku sudah selesai,” ujar Kibum yang meletakkan semua peralatan makannya di atas meja. Belum sempat sahabatnya membuka mulut, Kibum sudah berdiri dan meninggalkan mereka semua.

Ketika Kibum telah pergi, Eunhyuk dan Sungmi segera menatap tajam ke arah Donghae yang masih bingung dengan kelakuan kaum Hawa yang tersisa itu. ”Wae? Ada apa?”

”Ceritakan siapa itu Siwon dan apa hubungannya dengan Kibum?” tanya Eunhyuk dengan nada tegas dan tatapan tajam. Donghae meneguk ludah melihat yeojyachingunya itu.

Dia mengangguk dan kemudian membuka suaranya, ”Kalian tahu kan kalau Bummie sangat membenci apel?” Kedua sahabat Kibum saling bertatapan sebelum mengangguk bersamaan. ”Si Siwon itu adalah alasan kenapa Bummie bisa sangat membenci apel. Aku tidak tahu bagaimana jelasnya, yang pasti alasan Bummie membenci apel dari TK adalah Siwon. Esoknya saat aku mau bertanya kepada Siwon apa yang dilakukannya terhadap sepupuku sehingga dia membenci apel, Siwon sudah pergi ke Amerika bersama dengan orang tuanya.”

Kedua sahabat Kibum itu mengangguk. ”Ini menurutku, tapi bukankah saat masih kecil dulu para namja suka sekali menggoda yeojya yang disukainya ya? Apa jangan-jangan Siwon menyukai Bummie?” gumam Donghae. ”Ah, tapi sepertinya tidak mungkin.” Namja itu menggelengkan kepalanya tanpa menyadari bahwa pernyataannya tadi itu mendatangkan sebuah ide di dalam kepala kedua yeojya yang saling menyeringai satu sama lain itu.

.

.

Brug.

Karena berjalan terlalu cepat dan pikirannya melayang entah ke mana, Kibum tak menyadari ada yang berjalan ke arahnya hingga terjadilah tabrakan di antara keduanya dengan pantat Kibum bertemu dengan lantai marmer yang keras. ”Appo,” keluhnya.

”Gwenchana?” Sebuah tangan terulur di depan kepalanya diiringi dengan suara yang tak asing di telinga Kibum. Benar saja, ketika dia mengangkat kepalanya, kedua iris matanya kembali bertemu dengan sepasang iris mata yang menyebalkan itu.

Dia menepis uluran tangan Siwon dan berdiri dengan sendiri. ”Kalau jalan pake mata!” desis Kibum.

Namja itu terkekeh pelan mendatangkan tatapan tajam dari Kibum. ”Kau itu sebenarnya pintar atau tidak? Jalan itu pakai kaki dong, kalau pakai mata ya kayak dirimu tadi,” goda Siwon.

Muka Kibum kembali memerah, kali ini bukan karena malu, tapi karena amarah. Dia mendorong dada Siwon dengan kedua tangannya bermaksud untuk menjatuhkan namja itu ke kolam ikan yang ada di samping mereka, tapi gerakan namja itu cukup cepat. Dia menarik salah satu tangan Kibum sehingga keduanya jatuh bersamaan ke dalam kolam.

Byur.

”Aish, basah kan!” keluh Kibum yang mencoba mengeringkan seragamnya dengan mengibas-ibaskan kemejanya. Dia tak menyadari bahwa karena kemeja putihnya basah, hal itu membuat kemejanya menjadi transparan sehingga Siwon bisa melihat apa yang ada di baliknya. ”Ini semua karena kau!” Dia mengeluh ke arah Siwon.

Gulp.

Dia meneguk ludahnya ketika melihat kondisi Siwon sekarang. Air yang menetes dari rambut pendek namja itu membuat namja menyebalkan di hadapannya terlihat begitu tampan dan, ehem, seksi. Kemejanya yang basah juga mencetak dada bidang namja itu sehingga Kibum bisa melihatnya. Matanya melihat dari atas sampai ke bawah. Dia masih tak mempercayai penglihatannya bahwa ini adalah Choi Siwon yang sama dengan Choi Siwon yang suka mengerjainya dulu. ”Like what you see?” goda Siwon.

Seketika itu juga Kibum tersadar dari lamunannya. Dia menggelengkan kedua kepalanya dan hanya menatap tajam ke arah namja itu sebelum keluar dari kolam. Dia sudah tidak peduli bahwa tetesan dari dirinya membasahi lantai. Pokoknya dia harus menjauhi namja itu sebelum jantungnya berdetak lebih kencang lagi.

Entah sadar atau tidak, tapi lorong yang dia lewati tidak sepi. Banyak murid yang sedang berlalu lalang yang memperhatikan Kibum terutama para namja yang menatap Kibum dengan penuh nafsu. Terlepas dari sifat dinginnya, Kim Kibum adalah yeojya cantik yang menawan hati banyak namja. Sayangnya, dia terlalu sibuk dengan dunianya hingga tak memperhatikan tatapan yang diberikan oleh para namja yang sekarang bisa melihat tembus apa yang ada di balik seragam putih Kibum.

”KYA!” jeritnya ketika merasa seseorang mengangkatnya dalam bridal-style. ”Apa yang kau lakukan?!” serunya kepada orang yang membopongnya yang tak lain dan tak bukan adalah Choi Siwon.

”Diamlah,” desis Siwon dengan nada dingin membuat Kibum tak mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh namja itu. ”Diam atau mau kujatuhkan ke atas lantai?” ancam Siwon dengan nada yang begitu serius. Baru pertama kali Kibum mendengar namja itu menggunakan nada seperti itu terhadap dirinya. Kibum hanya mengangguk pasrah dalam dekapan Siwon. Lebih baik dia diam dan menuruti apa kata namja itu daripada dia harus dijatuhkan ke atas lantai bukan?

Oh, diamlah detak jantung!

.

.

”Hei, Snow White,” goda Sungmin yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Kibum.

”Aish, kenapa sekarang semuanya memanggilku dengan sebutan itu?!” gerutu Kibum yang sudah menutup bukunya tadi. Dia masih kaget ketika mendengar teman sekelasnya memanggilnya dengan panggilan yang ingin dia lupakan dulu.

”Karena kau akan bermain dalam drama kelas kita!” seru Sungmin yang kemudian diiringi dengan tepukan riang dari yeojya itu.

Kibum menatap Sungmin dengan pandangan bingung. ”Maksudmu?”

Sungmin memukul kepala Kibum dengan pelan. ”Jangan bilang kau lupa bahwa kali ini giliran kelas kita untuk melakukan drama di festival minggu depan?”

Jujur Kibum lupa dengan hal itu padahal acara itulah yang paling ditunggu-tunggu olehnya dalam bulan ini. Salahkan saja pada seorang namja bernama Choi Siwon yang mengedip ke arahnya tadi dan sekarang sudah kembali mengobrol dengan teman-teman namja itu. ”Terus?” tanya Kibum lagi. ”Apa hubungannya dengan Snow White?”

”Kita memutuskan untuk memainkan drama itu!” jawab Sungmin dengan senang.

Seketika itu juga kedua mata Kibum membelalak karena kaget. ”MWO?!” Sepertinya suara Kibum sedikit keras hingga sebagian murid di sana menatap ke arahnya. Yeojya itu segera mengangguk meminta maaf dan kembali menatap Sungmin dengan tajam. ”Apa yang sedang kau rencanakan Sungmin? Kau kan tahu bahwa aku akan pingsan begitu melihat buah merah itu?” bisik Kibum.

”Justru karena itu, kau adalah orang yang paling tepat! Lagipula semuanya juga sudah setuju kok. Kau ini kan pemain utama dalam klub drama, jadi hal ini bukanlah hal yang susah untukmu bukan?” Alasan yang dikeluarkan Sungmin terdengar masuk akal di telinganya, namun ada perasaan lain yang mengganjal di hatinya.

”Pasti Siwon pangerannya,” desisnya pelan.

Untuk hal ini, Sungmin menggeleng pelan. ”Ani, kalau Siwon yang menjadi pangeran, meskipun dia tampan, pasti para namja akan protes. Dia masih anak baru jadinya tidak mungkin kalau dia yang menjadi pemeran utama bukan?” Kibum mengangguk. Sebenarnya dia merasa cukup lega ketika tahu bahwa dia tidak harus bermain dengan Siwon, tapi di sisi lain dia merasa cukup sedih. Kenapa ya?

”Jadi siapa yang akan menjadi pangerannya?” tanya Kibum.

Sungmin menyeringai senang, ”Shindong!”

Jawaban sahabatnya itu berhasil membuat iris mata Kibum membesar. Bukannya yeojya itu ada masalah dengan sahabatnya yang badannya sedikit lebih berisi itu. Malah sebaliknya, sebenarnya Shindong adalah salah satu pemain drama yang diakui oleh Kibum, tapi kepalanya tak habis pikir, kenapa? ”Kenapa Shindong?” tanya Kibum dengan nada selidik. Dia memang bukan detektif, tapi dia tahu ada sesuatu yang disembunyikan oleh sahabatnya itu.

”Aish, kau ini, pangeran kan hanya muncul di babak terakhir saja dan kami bermaksud melakukan twist pada bagian akhir. Jadi apa yang lebih baik selain mengeluarkan Shindong sebagai pangeran? No offense terhadap Shindong atau apapun.”

Kibum mengangguk tanda bahwa dia mengerti. Ah sudahlah, dipikir seperti apapun tak ada jawaban yang keluar. Toh, seperti kata Sungmin, Shindong hanya akan keluar di bagian akhir. Dia kembali melanjutkan acaranya membaca buku tanpa menyadari kedipan mata Sungmin terhadap Siwon yang dibalas dengan anggukan dari namja itu.

.

.

Belum pernah seumur hidupnya, Kibum merasa gugup sebelum pementasan. Tidak, latihan yang dilakukannya selama satu minggu itu sudah lebih dari cukup. Dia sudah sangat menghafal dongeng anak-anak yang sebenarnya cukup dia sukai dulu. Namun entah kenapa dia tetap merasa gugup, apalagi pada babak di mana dia harus memakan apel. Dalam latihannya selama seminggu ini, dia masih belum bisa mengatasi phobianya yang langsung pingsan seketika itu juga ketika melihat buah berwarna merah itu.

”Tenanglah, kau pasti bisa,” ujar Sungmin menenangkan Kibum yang sudah memakai kostum Snow White seperti dalam kartun Disney itu. Yeojya itu mengangguk sekaligus juga untuk meyakinkan dirinya.

”Kim Kibum, kau pasti bisa,” gumamnya terus sebagai mantera. Sebenarnya ada seseorang yang sedang dicari oleh sepasang iris hitamnya. Seseorang yang bernama lengkap Choi Siwon. Entah kenapa ketika dia tidak mendapati namja itu, ada perasaan kehilangan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Ah, lupakanlah Kim Kibum, pasti itu hanya perasaanmu saja.

Tirai panggung terbuka dan Kibum memainkan perannya sebagai Putri Salju dengan baik. Para penonton terkesima dengan Kibum. Mereka seolah melihat Putri Salju keluar dari dongeng anak-anak yang mereka dengar waktu kecil. Babak per babak berlalu dan semakin mendekati akhir, semakin rasa gugup Kibum bertambah.

Dia menarik nafas panjang sebelum melangkahkan kaki ke panggung untuk melakukan adegan yang paling ditakutinya selama ini. Adegan ketika Sang Putri Salju memakan apel dari sang permaisuri yang iri akan kecantikan fisik dan hati Sang Putri.

”Gadis yang cantik, maukah kau membeli apel dari nenek tua ini?” Kibum mengernyit heran. Rasanya suara Eunhyuk yang berperan menjadi ibu tiri Kibum tidaklah seberat ini. Lagipula kenapa Eunhyuk tak menunjukkan wajahnya? Ah, sudahlah, Kibum mencoba mengabaikannya dan melanjutkan dialognya.

Ketika tangannya hendak mengambil apel yang berada di keranjang yang dibawa oleh Eunhyuk, Kibum mengangkat kedua alis matanya. Sejak kapan tangan Eunhyuk begitu kekar? ”Biar nenek yang menyuapi dirimu ya?” Dialog yang dikeluarkan oleh siapapun yang berperan menjadi nenek sihir itu membuat Kibum tersontak kaget. Ini tidak ada di dalam naskah, pikirnya.

Karena tidak percaya dengan suaranya, dia hanya mengangguk pelan dan mengamati tangan kekar itu yang mengambil apel merah dari tumpukan apel di keranjang. Dia meneguk ludah ketika melihat buah merah itu berada di hadapannya. Dia melakukan trik yang dipelajarinya dan memutuskan untuk melihat ke arah hoodie hitam yang dipakai oleh pemain itu. Para penonton sendiri merasa tegang melihat sesuatu yang berbeda dari dongeng yang mereka dengar. Mereka menanti dengan antusias apa yang akan terjadi berikutnya.

”Mendekatlah anakku biar nenek tua ini bisa menyuapimu.” Kibum mengangguk dan menundukkan kepalanya agar sejajar dengan tinggi badan nenek itu. Dia menunggu apel yang akan diletakkan di depan mulutnya, tapi apel itu tak kunjung datang. Malah sebaliknya, apel itu digigit oleh pemain itu yang kemudian mendorong kepala Kibum yang masih bingung dengan apa yang terjadi hingga bibir mereka saling bersentuhan.

Gasp.

Para penonton menahan nafas melihat kejadian aneh itu. Kibum sendiri sudah membesarkan matanya dan hanya bisa menerima dengan pasrah ketika potongan apel itu menyelinap masuk ke bibirnya melalui lidah pemain itu. Ciuman itu mengingatkan Kibum akan masa lalunya.

.

.

Kibum kecil sedang menggigit apel yang ada di tangannya dengan lahap. Sebenarnya dia sangat suka dengan apel apalagi yang berwarna merah seperti ini. Tiba-tiba seorang namja kecil menepuk pundaknya. Ketika Kibum berbalik, mulutnya yang masih mengunyah apel bertemu dengan bibir lainnya. Lidah pemilik bibir itu menyelinap masuk membuat Kibum tersedak karena potongan apel itu tersangkut di tenggorokannya. Namja muda itu merasa kaget melihat ekspresi kesakitan Kibum. Dia segera memukul-mukul punggung Kibum dan yeojya itu segera memuntahkan potongan apel itu. Tak lama Kibum menangis karena takut sementara namja itu hanya bisa terdiam merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya.

.

.

”Siwon?” bisik Kibum ketika ciuman mereka terlepas. Karena hoodie hitam yang dikenakan pemain itu cukup panjang, Kibum hanya bisa melihat sebuah seringaian yang terpasang di wajah sang pemain. Kibum sendiri sudah tidak sadar sejak kapan dia sudah menelan apel tersebut.

Pemain yang memerankan nenek sihir itu segera membuka atributnya dan menampilkan sosok Siwon dalam kostum seorang pangeran. Sosok Siwon di hadapannya terlihat gagah dan memesona. Kibum harus meneguk ludah untuk mengontrol dirinya. ”Putri, aku telah berhasil mengalahkan permaisuri jahat itu.”

Kibum yang masih bingung dengan apa yang terjadi kemudian melirik ke arah kedua sahabatnya yang menyeringai dan mengacungkan ibu jari mereka. Yeojya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya ketika melihat ulah sahabatnya itu. ”Kalau begitu pangeran, kenapa kau menyamar menjadi permaisuri jahat itu dan menawariku apel beracun?”

”Karena cerita Putri Salju tidak akan seru jika tidak ada apel bukan?” Siwon mengedipkan matanya dan penonton yeojya ber-’ooh’ ria sementara penonton namja terkekeh pelan. ”Dan kudengar Putri Salju yang ini tidak suka dengan apel, jadi aku bermaksud untuk membuat Putri Salju ini memakan apel yang dibencinya.”

Para penonton kembali ber-’ooh’ ria. ”Ya, tapi kalau bukan karena sang pangeran yang ada di hadapannya saat ini, Putri Salju yang ini masih akan tetap menyukai apel.”

Suasana hening seketika ketika melihat Siwon yang mengambil langkah menuju ke arah Kibum. ”Dan karena itulah, Pangeran ini bermaksud untuk meminta maaf atas kesalahannya di masa lalu. Jadi, maukah Snow White ini memaafkan kejahilan Pangeran di masa lalu? Karena pangeran sudah tidak tahu harus melakukan apa untuk mendapatkan perhatian Snow White sehingga dia melakukan hal bodoh seperti itu dan malah membuat Snow White harus membenci apel.”

”Putri Salju tidak pernah membenci apel. Dia hanya tidak menyukai buah merah itu karena mengingatkannya akan Sang Pangeran bodoh yang meninggalkannya begitu saja keesokkan harinya ketika Sang Putri sadar akan perasaannya.”

”Jadi?” tanya Siwon sembari melebarkan kedua tangannya.

Kibum berjalan mendekat ke arah Siwon. Dia sedikit berjinjit sembari melingkarkan kedua tangannya di leher Siwon untuk mengangkat tubuhnya agar bibirnya bisa bersentuhan dengan bibir Siwon. ”Tidak mungkin ada Putri Salju tanpa Sang Pangeran bukan?” jawab Kibum yang mengedipkan sebelah matanya ke arah Siwon sebelum bibirnya kembali dilumat oleh namja itu. Tepuk tangan riuh diiringi dengan tetesan air mata haru menggema di ruangan, mengiringi ciuman yang diberikan Sang Pangeran kepada Sang Snow White.

.

.

Jadi, ketika ditanya apakah Kim Kibum membenci apel sekarang, maka dia akan menjawab ’Tidak’ karena buah merah itu yang kembali mempertemukannya dengan Sang Pangeran.

Dia tidak benci dengan apel, dia hanya merasa sedih karena ditinggalkan oleh Sang Pangeran tanpa pesan dan kontak.

Pada akhirnya, kalau bukan karena apel, Snow White tidak akan bertemu dengan Pangeran Berkuda Putihnya bukan?

.

.

”Siwon.”

”Ne?”

”Kenapa waktu itu kau membopongku?”

”Hmm?”

”Yang habis kita jatuh di kolam itu.”

”…”

”Siwon?”

”Karena aku tidak suka ketika para namja itu melihatmu seolah ingin menelanmu bulat-bulat.”

”Eh? Maksudnya?”

”Aish, apa kau tidak sadar bahwa kau itu begitu menawan Kibum? Apalagi saat itu mereka bisa melihat dengan jelas bentuk tubuhmu dan aku tidak suka seseorang melihat apa yang seharusnya menjadi milikku!”

”Pangeran yang posesif, eh?”

”Oh kau tidak tahu betapa posesifnya diriku terhadapmu, Kim Kibum. Saranghae.”

”Ne, nado Saranghae, my cutie Prince, hihi.”

.

.

The End

.

.

A/N:

Ini apa? Ini apa? Kenapa jadi hancur begini? *jedukin kepala ke dinding*

Aigo, semoga ff ini cukup memuaskan hati chingudeul, maaf kalau ini jelek m(_0_)m

Couple Sibum dengan tema apple karena teringat julukan Kibum yang Snow White jadi ingatnya apel :/ dan berhubung saya dan Kibum sama –sama2 tidak suka apel – jadinya saya bkin deh ff ini ^0^ *curcol* Mau buat SBDL tapi karena gak ada tema apel, jadinya bkin sekarang aja deh dan sekalian biar gak dikejer lagi -__-” #plak

Last, review? 😉

_Verzeihen

35 responses to “Apple

  1. udah baca n review juga wktu ff ini publish di ffn,cuma mau bilang bikin sibum lagi dong yang banyak… Kaburrr ah sebelum ditampol el,klo ada ff sibum yang baru kasi tau di twitt ya…*benerbenerkabur*

  2. huwa… Si pendeta siwon ternyata dari kecil uda pervert ya…
    Ketularan appa q ya bang?
    Nyahahaha…
    Akhir.na snow white qt bisa balik lagi sama pangeran.na…

  3. ummaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa….aku belum comment disini..perasaan aku udah comment deh di ffn..tapi nggak tau deh,,ff ini masih ada apa enggak di ffn..
    nggak ada typo!!(dari apa yg kulihat sih umma,nggak tau deh kalo mata aku agak-agak..)
    umma..gravatar umma itu asli foto umma ya?o.O
    back to the story..
    aku suka castnya sibum..sibum..sibum
    dan ini cerita fluff banget umma..
    dan aku luar biasa suka..romantis :33333
    kekeke~
    walaupun biasanya aku nggak suka cerita melodrama gini..tapi karna ceritanya nggak picisan aku jadi suka..
    bagian yg paling aku suka itu pas bagian kibum kecil yg dicium siwon
    bang kuda emang pervert!!
    tapi aku nggak suka pas bagian siwon ngomong-ngomong sama kibum yg habis mereka ciuman itu..
    kesannya melodrama banget..
    -__________________-a
    tapi tetep aja..itukan cuma pendapat aku..secara keseluruhan aku suka ff umma ^^

    • gravatar yang mana ya? O.o
      umma lupa #jduar

      ne..kamu emang suka yg fluffy kalau gk nc kalau gk yg aneh
      sama kyk ummanya #plak
      ne..makasih ya :DDDD
      ummajadi senang hehe…

      untunglah gak ada typo *sigh*

      kenapa emangnya? O.o
      melodrama itu kyk gimana ya? jadi bingung umma -___-”
      ywdah yg penting kamu suka :*

      Hugs and kisses
      eL :3

  4. annyonghaseooo~
    q pndtang bru nihhh,komen dikit akh,..
    woooowww……… sibum so romantic #lebai.
    tp mnrt q krang greget deh critanya,hohoho… tapi tetep ok bgt critanya,dan…
    I LIKE SIBUM COUPLE 4ever! hahaha….

  5. sebenernya udah baca dan review ff ini diffn tp gak pernah bosen bacanya apalagi kalo castnya sibum…
    Ayo thor bikin ff sibum lagi

  6. so sweet akhirnya bummie bsa ktmu lgi sma wonnienya..
    dan ternyata bummie bukannya fobia karena appel tp cuma merasa sedih kloliat appel..
    kaya liat wonnie yang meninggalkanya tanpa pesan nye..?? ya begitulah menurutku

  7. uwahh so sweet ^^ ,sibum sibum sibum (y) hidup sibum…!!! ,seneng banget akhir’a bumie umma nd won appa jadian cieee #lebai ,daebakk thor nice good story d’tnggu ff sibum yg lain.

  8. gyaaaaa siwon kecil2 uda yadong -,-
    belajar dari mana tu dia?
    tapi bener deh ngga bisa bayangin siwon bikin peran jadi nenek2 lol badan gede gt sih xoxo

  9. iehh keren n sweet gila.
    mpe aku pengen makan apel baskom hohoho
    kereeeen
    figthinggg bikin sibum lagi yah.

Leave a reply to thedolphinduck Cancel reply