True Love


Title: True Love

Rated: T

Genre: Romance/Angst/Tragedy

Warn: Death Chara. Slow Plot.

Couple: YunJae

Summary: Ketika cinta tak selamanya harus memiliki.

.

.

Mimpi yang terulang kembali. Semua sama persis seperti yang dia ingat. Ruangan tamu elegan berwarna cokelat klasik. Lantai marmer, pintu berkayu jati, jendela besar, dan aroma kopi hangat yang tak asing lagi di indera penciumannya. Semuanya begitu familiar di memorinya. Hanya saja, seberapapun dia berusaha untuk mengingatnya, mencoba untuk mencari memori di masa lalu, tak ada yang keluar, seperti ada yang berusaha untuk menahannya.

Setiap malam, dia akan selalu memimpikan hal yang sama. Sebuah suara lembut memanggil dirinya dari arah dapur. Dia yang sepertinya sedang mengitari ruangan berbalik, berharap bisa melihat pemilik dari suara tersebut. Namun, detik berikutnya, semuanya hilang tak berbekas. Dirinya ditarik ke dalam kegelapan, entah oleh siapa, membawanya semakin jauh dari suara yang terus memanggil dirinya.

Dalam sekejap, dia tersadar dari mimpinya. Deru nafas tak teratur terdengar dari dirinya. Wajahnya penuh dengan peluh keringat. Tangan kanannya perlahan menyentuh dahinya turun hingga menutup matanya. Terlihat dari ekspresinya betapa dirinya seperti dikejutkan dari sesuatu yang mengerikan.

Kedua bola matanya perlahan melihat tangan kirinya seolah akan ada sesuatu yang keluar dari sana dan menerkamnya saat itu juga. Ekspresinya melemah, begitu menyedihkan. Nafasnya sudah mulai lebih teratur hingga akhirnya dia mulai bisa beraktivitas secara normal kembali. Baju tanpa lengan yang dia kenakan sepertinya tidak cukup membuat dirinya merasa lebih dingin karena keringat terlihat membasahi kedua tangannya dan juga bagian depan tubuhnya.

Satu nama melesat keluar dari dalam bibirnya. Satu nama yang entah sejak kapan mulai memenuhi pikiran namja berwajah tampan ini. Satu nama yang begitu familiar, namun tak bisa dia mengerti alasannya kenapa.

Jae.”

.

Saat pangeran menikah dengan putri tetangga,

Apakah yang terjadi pada sang putri duyung?

Menyatu dengan lautan, menjadi buih

Terlupakan dalam kenangan

.

“True Love”

true love2

by eL-ch4n

14.11.2012

.

Sang Pangeran dan Sang Putri tetangga

Keduanya terlihat bahagia

Namun, tak ada yang menyadari perasaan Sang Pangeran

Gemelut hatinya yang merasakan sesuatu yang kurang

Seperti ada yang terlupakan di dalam dirinya

.

Jung Yunho adalah seorang namja yang paling berbahagia. Perawakan tampan dan penuh wibawa dimiliki oleh dirinya. Kekayaan? Menjadi dokter bedah yang terkenal tentu saja membuat dirinya berkecukupan bahkan berlebih. Untungnya, Yunho bukanlah orang yang sombong dan menghamburkan uang seenaknya. Sebaliknya, uangnya dia berikan pada panti asuhan dan beberapa fakir miskin yang dia temui. Kebaikan hatinya membuat hubungan dirinya dengan rekan kerjanya begitu dekat.

Kebahagiaan Jung Yunho semakin lengkap dengan seorang yeojya yang bernama Hwang Min Young. Pernikahan mereka yang sudah berjalan selama 6 bulan ini membuat Jung Yunho tidak pernah merasa lebih bahagia lagi. Min Young adalah seorang perawat yang merawat Yunho saat namja itu terkena kecelakaan. Watak Min Young yang tegas dan ceria menarik hati Yunho. Singkat cerita mereka berhubungan dan ketertarikan di antara keduanya semakin kuat, membuat mereka menuju pada jenjang yang lebih serius.

Hanya saja, akhir-akhir ini, Yunho sering bermimpi hal yang aneh. Di dalam mimpinya, dia berada di ruang tamu rumahnya sedang mengelilingi ruangan tersebut dan tiba-tiba sebuah suara lembut memanggil dirinya. Dia tahu bahwa itu bukan suara Min Young, istrinya, melainkan suara orang lain.

Pertanyaannya sekarang, kenapa Yunho bisa mengenal suara itu? Rasanya begitu sesak setiap mendengar suara tersebut memanggil namanya dengan lirih.

”Yunho?” Yunho tersadar dari lamunannya saat mendengar namanya dipanggil. Dia akhirnya mengingat bahwa saat ini dirinya sekarang sedang berada di ruangan kerjanya dan sedang berhadapan dengan rekan kerjanya yang lain.

”Ah, maaf, sampai di mana kita tadi, Dong Wook-hyung?” tanyanya untuk memastikan.

Namja yang dipanggil Dong Wook terkekeh perlahan. ”Sepertinya kau sedang banyak pikiran, eh? Memikirkan Min Young?” canda Dong Wook. Yunho hanya tersipu malu.

”Oh ya, tadi aku hanya ingin menyampaikan bahwa kita disuruh untuk mengunjungi rumah sakit Cheondong yang ada di Busan. Seperti pertukaran dokter begitu selama 3 hari. Kuharap kau bersedia pisah dengan istrimu untuk sementara waktu,” goda Dong Wook sekali lagi.

”Hyung bisa saja. Tenang, Min Young tidak posesif seperti itu kok. Dia pasti mengerti kalau ini urusan pekerjaan,” balas Yunho dengan tenang.

Meski terlihat di depan dirinya terlihat senang dan seperti biasa, entah kenapa, di dalam dirinya ada sesuatu yang bergejolak, seperti ada sesuatu yang akan menantinya di Busan nanti.

.

Saat sedang mengitari pantai

Rasa rindu menyelimuti hati Sang Pangeran

Bagaimana dia terhanyut pada indahnya samudera di hadapannya

Suara ombak seolah sedang memanggil dirinya

.

Di luar dugaan Yunho, dia membutuhkan waktu satu malam dan janji untuk segera pulang setelah 3 hari untuk meyakinkan Min Young agar mengizinkannya pergi. Dia tak mengerti kenapa Min Young terlihat begitu khawatir saat dirinya akan pergi ke Busan. Istrinya tampak menyembunyikan sesuatu, tapi dia mencoba untuk mengabaikannya. Mungkin seperti kata Dong Wook, istrinya hanya tidak mau berpisah dengan dirinya.

Alhasil, dia harus ketinggalan pesawat dan menyusul Dong Wook 2 jam kemudian. Sesampainya di Busan, dia segera mencari rumah sakit yang dituju. Rumah sakit yang tak terlihat berbeda dari rumah sakit pada umumnya, gedung putih besar dikelilingi rerumputan hijau dan taman bermain kecil. Sesaat ketika Yunho hendak melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung, dirinya berhenti tak tahu kenapa. Kepalanya memutar ke arah kiri membuat sepasang bola matanya menangkap sosok seorang pemuda yang begitu elok rupanya.

Rambut hitam milik sang pria terlihat berkilau terkena pantulan cahaya matahar. Ekspresi wajah sang namja mengerut dan terlihat sedang berpikir keras. Kilat matanya memancarkan perasaan khawatir pada sesuatu yang terdapat di atas pohon yang ada di taman. Beberapa anak kecil berkumpul di samping namja juga ikut terlihat khawatir dan ketakutan. Seharusnya bagi Jung Yunho hal ini adalah hal yang biasa, namun wajah sedih dan gelisah sang namja terus menghantui dirinya hingga akhirnya dia memutuskan untuk menghampiri mereka.

Begitu dirinya sampai di tempat kejadian, barulah dia sadar apa yang sedang terjadi. Di atas pohon terdapat seekor anak kucing yang gemetar karena tak berani untuk melompat ke bawah. Sang namja terlihat mengumpulkan keberanian dan berniat untuk memanjat pohon tersebut, tetapi Yunho menghentikannya sebelum sang namja sempat beraksi. Dia hanya tersenyum pada sang namja yang kelihatan kebingungan saat melihat dirinya. ”Biar aku saja,” ujar Yunho. Dalam sekejap dia memanjat pohon tersebut. Beruntung dia dulu sering memetik mangga di pohon rumahnya sehingga dia sedikit ahli dalam memanjat pohon.

Tak berapa lama, usaha penyelamatan kucing berhasil dan sang kucing sudah diberikan kepada pemilik aslinya yang ternyata sang namja itu sendiri. Melihat tak ada reaksi dari sang namja, Yunho merasa sedikit aneh. Bukannya dia berharap, namun umumnya seorang yang ditolong pasti setidaknya akan mengucapkan terima kasih kepada orang yang menolongnya bukan?

”Ah iya, Jaejoong-hyung memang tak bisa bicara,” sela anak kecil yang ada di sampingnya.

Jaejoong?!

Mata Yunho membesar karena terkejutnya. Diperhatikannya lebih seksama namja yang ada di hadapannya. Dia bisa memperhatikan sekarang lebih baik mata bening, pipi chubby, wajah baby face, dan senyum yang terukir di wajah sang namja. Perlahan sang namja mengangguk seolah mengiyakan apa yang dikatakan anak kecil tadi.

”Oh maaf, saya tidak tahu. Nama saya Jung Yunho, saya dokter yang melakukan pertukaran selama 3 hari ke depan. Mohon bantuannya,” sapanya.

Sang namja mengangguk dan menggunakan tangannya untuk mengucapkan bahasa isyarat: ”Namaku Kim Jaejoong, mohon bantuannya juga.”

Yunho tersenyum lembut dan ikut membalas Jaejoong dengan bahasa isyarat sembari mengucapkannya juga. ”Senang berkenalan denganmu.”

Angin yang berhembus pelan di antara keduanya menerbangkan daun-daun yang berguguran. Udara segar di siang itu seolah mendatangkan kesejukan di dalam hati Yunho. Kekosongan dan keanehan yang dia rasakan seolah perlahan menghilang seiring dengan berhembusnya angin di sore itu. Angin yang akan membawa pada sebuah akhir dari sebuah perjalanan.

.

Ketika cintanya tak terbalas, Sang Putri Duyung menjadi buih

Menyatu dengan lautan

Ketika Sang Pangeran mengucapkan ikrar pada dirinya, semuanya terlambat

Tak ingin menyakiti Putri Tetangga, Putri Duyung mengalah

Menghilang dalam kenangan

.

Jung Yunho akhirnya mengetahui bahwa Jaejoong mengalami kecelakaan yang menyebabkan kepalanya luka dan menyerang sistem syaraf bicara sang namja. Entah kenapa, Yunho berharap bahwa dia bisa mendengar  suara sang namja sehingga dia bisa memastikan gejolak yang ada di dalam dirinya saat ini.

Sejujurnya Yunho sendiri tidak mengetahui kenapa seharian ini dia lebih memikirkan tentang Jaejoong daripada Min Young yang notabenenya adalah istrinya. Terlebih lagi, dia juga sibuk mencari informasi mengenai Jaejoong dan kecelakaan yang menimpa namja itu. Entah kenapa, ada perasaan familiar saat melihat wajah Jaejoong, tapi seperti ada sesuatu yang menahannya.

Akhirnya, shift­-nya hari itu telah selesai. Dia segera memanfaatkan hal ini untuk segera mencari Dong Wook untuk membicarakan tentang Jaejoong. ”Hyung!” serunya saat melihat Dong Wook sedang bercakap dengan perawat cantik di belakang resepsionis. Yunho hanya bisa menggelengkan kepalanya pasrah melihat kelakukan Dong Wook. Hyung-nya yang satu ini memang terkenal sebagai pemain wanita dan seorang cassanova sejati. ”Hyung! Aku mencarimu daritadi!”

”Ah Yunho! Aish kau itu. Oke, sampai ketemu lagi nanti ya, Soohee,” ucap Dong Wook sembari mengedipkan mata pada sang perawat yang tersipu malu.

Yunho segera menarik Dong Wook ke dalam ruangannya dan mengunci pintu agar tak ada yang menggangu dirinya saat menginterogasi Dong Wook. ”Hei, aku tahu aku charming, tapi aku masih tetap straight,” canda Dong Wook.

Kembali namja yang lebih muda itu hanya bisa menghela nafas dan menarik Dong Wook untuk duduk di kursi. Kemudian dia duduk di balik meja dan berhadapan dengan Dong Wook. ”Hyung, aku mau kau jujur. Apakah…” Dia menggigit bibirnya sembari mencari kata yang tepat. ”Apakah ada sesuatu yang terjadi sebelum aku kecelakaan? Maksudku, apakah ada –”

”Apakah ada seseorang yang bernama Kim Jaejoong di kehidupanmu sebelum kecelakaan, begitu?” sela Dong Wook dengan cepat.

Terkejut adalah kata yang tepat untuk menggambarkan perasaan Yunho saat ini. Bagaimana hyung-nya itu bisa tahu mengenai pertanyaan yang melanda hatinya seharian ini? ”Bagaimana –”

”Bagaimana bisa aku tahu?” sela Dong Wook yang langsung dijawab dengan anggukan cepat dari dongsaeng-nya itu. Helaan nafas keluar dari namja single tersebut. ”Cepat atau lama kau harus tahu juga mengenai hal ini. Kau dan Jaejoong, dulu sekali, adalah sepasang kekasih. Sebelum kalian berdua kecelakaan tentunya.”

Yunho terdiam sementara Dong Wook menyesuaikan posisi duduk untuk melanjutkan ceritanya. Hal yang mengejutkan dirinya bukanlah saat Dong Wook mengatakan Jaejoong, yang seorang namja, adalah mantan kekasihnya, melainkan perasaan tenang dan tidak terkejut saat mengetahui dirinya pernah berhubungan dengan seorang namja. Bukankah reaksi pria mana pun akan menolak dengan terang-terangan? Tapi yang dilakukan Yunho tidak, dia menerima itu seolah dia sudah tahu dan ini yang membuatnya takut entah kenapa.

”Kalian berdua terlihat begitu sempurna dan saling melengkapi di mataku, sebuah pasangan indah yang membuat haru.” Hening melanda keduanya sejenak. ”Sayangnya, kecelakaan itu terjadi. Tidak ada yang bisa disalahkan sebenarnya, semuanya murni kecelakaan belaka. Jaejoong yang sedang menyeberang jalan namun tak memperhatikan sekelilingnya dan kau yang mencoba untuk menyelamatkan dirinya. Sayangnya kedua tubuh kalian terpental karena tabrakan. Waktu itu aku sempat berpikir untuk meminta maaf karena aku pernah memohon pada Tuhan untuk menunjukkan sebuah cinta sejati di hadapanku. Namun, ternyata aku salah. Cinta sejati itu tidak ada.”

Sesuatu di dalam diri Yunho merasa bahwa Dong Wook kecewa pada dirinya, kecewa karena tak berhasil menunjukkan sebuah cinta sejati kepada Dong Wook. ”Ketika kau terbangun dan menyatakan tak ingat akan Jaejoong, aku kecewa, sungguh. Kau bahkan tak berusaha untuk mengingat dan Jaejoong, namja bodoh itu hanya bisa mengatakan bahwa ini adalah yang terbaik. Aku tak mengerti, sama sekali tak mengerti.” Kekecewaan tersirat dalam nada suara Dong Wook.

Jadi inikah kepingan yang hilang dari dalam diri Yunho? Pertanyaannya, kenapa Jaejoong tak mau menemuinya?

Ketika satu pertanyaan telah terjawab, pertanyaan lain muncul. Jauh di dalam lubuk hatinya, ada sesuatu yang mengganjal, membuat Yunho takut. Ada pikiran lain bahwa mungkin, mungkin Jaejoong membenci dirinya. Mungkin Jaejoong menginginkan kehidupan yang baru.

.

”Jaejoong, aku ingin bicara denganmu,” ucap Yunho sembari menggunakan bahasa isyarat. Begitu selesai bicara dengan Dong Wook, dia memutuskan untuk segera menghampiri Jaejoong di kamar sang namja. Dengan alasan melakukan pengecekan rutin, dia berhasil menemukan kamar Jaejoong dan masuk ke dalamnya.

Sebuah lengkungan terukir di wajah Jaejoong. Dengan tangannya dia membuat bahasa isyrat dan membalas Yunho. ”Adakah yang bisa kubantu?”

”Kenapa kau tidak mengatakan yang sesungguhnya kepadaku? Kenapa kau tak mau menemuiku? Kenapa kau membiarkanku terombang-ambing? Kau tahu? Setelah kecelakaan, aku merasa begitu kesepiaan saat tak ada seorang pun yang menemuiku, saat orang tuaku sendiri tak mengharapkanku. Kalau kau memang mencintaiku, kenapa kau melakukan hal ini kepadaku?”

Alur yang begitu cepat. Yunho tidak menduga bahwa dalam waktu kurang dari 24 jam saja, dia berhasil menemukan angin sejuknya hanya untuk dijatuhkan kembali ke tanah. Kim Jaejoong adalah anginnya. Apa yang kurang di dalam dirinya, Jaejoong adalah jawabannya. Namun, tidak semua jawaban bisa memberikan akhir yang indah.

Jaejoong tersenyum sedih. ”Karena ini yang terbaik untuk kita Yunho, inilah yang terbaik,” ujarnya dengan susah payah sembari menggunakan tangan untuk membantunya berbicara.

Kekesalan melanda hati Yunho. Dia ingin memarahi seseorang, namun memarahi Jaejoong melawan hati nuraninya terlebih melihat sosok Jaejoong yang terlihat rapuh saat ini membuat dirinya tak bisa berbuat apa-apa. Lagipula, apa yang bisa dia lakukan saat ini? Dia tidak mungkin menceraikan Min Young hanya untuk mengatakan bahwa dia telah menemukan kepingan hatinya yang hilang. Terlebih itu berarti melanggar ikrar suci yang dia ucapkan di depan altar.

Dia merasa tak berdaya sekarang. Sungguh. Oh Tuhan, mengapa Kau begitu tega terhadap dirinya? Apakah benar cinta sejati itu tak ada seperti kata Dong Wook? Yunho hanya bisa menghela nafas.

”Kita mungkin tak bisa menjadi seperti dulu, tapi sebagai sahabat mungkin?” tawar Yunho dengan setengah hati. Dia sebenarnya ingin memohon untuk hal yang lebih, tapi dia tahu bahwa dia tak mungkin melupakan Min Young yang selama ini sudah menemaninya dari keterpurukan.

Yunho tahu bahwa dia tak bisa meminta lebih dari Jaejoong karena mungkin ini adalah takdir yang ditentukan Tuhan untuk mereka. Meskipun dia masih tak bisa menerima alasan Jaejoong yang mengatakan ini jauh lebih baik, tetapi dia harus bisa menjalani hari-harinya dengan menyimpan Jaejoong sebagai kepingan di hatinya yang tak bisa digantikan.

.

Sang Putri Duyung sekali lagi berkorban demi cintanya

Demi rahasia yang harus dia simpan

Membawanya ke dalam lautan

Bersama buih dia menghilang

.

Hari pertama dilalui Yunho dengan mencoba mengingat masa lalunya. Dia bertekad untuk menghabiskan 3 harinya di sini dengan Jaejoong. Biarlah ini dikatakan hanya sebagai angin surga sesaat, asalkan dia bisa merasakannya. Meskipun jauh di dalam lubuk hatinya, Yunho tahu bahwa dia berbohong.

Sama seperti manusia lainnya, dia adalah seorang yang tamak, rakus. Dia tak akan pernah puas, namun kembali lagi. Sanggupkah dia menceraikan Min Young, membuat gadis yang selama ini menopangnya bersedih? Lagipula, Jaejoong sendiri sudah memutuskan akhir ini untuk mereka. Maka, yang bisa dia lakukan adalah bermain dengan skenario yang dibuat untuknya.

Keesokkan harinya, dia menghabiskan waktunya bersama dengan Jaejoong. Pria itu suka menghabiskan waktunya dengan anak-anak yang sedang dirawat di rumah sakit. Jaejoong menemani mereka untuk bermain, terkadang mengajari mereka membuat karya dengan kertas origami atau mengajak mereka untuk menggambar.

Sosok Jaejoong terlihat seperti seorang sahabat, guru, dan orang tua bagi anak-anak yang kesepian itu. Tak sedikit dari mereka yang jarang dijenguk karena kesibukkan orang tuanya dan Jaejoonglah yang menemani mereka. Siangnya, Jaejoong mengajak mereka untuk memasak kue kering yang bisa dihabiskan di sore hari nanti sebagai cemilan.

Yunho ingin menangis sebenarnya, tapi dia mencoba untuk bersikap tegar. Bagaimana mungkin dia bisa melupakan orang seperti Jaejoong? Kenapa? Apakah cintanya terhadap Jaejoong dulu tidak sebesar yang dia pernah ucapkan pada pria di hadapannya ini? Merasa ditatapi, Jaejoong kemudian melihat ke arah Yunho dan tersenyum.

Sang dokter hanya bisa terpana sebelum membalas senyuman itu dan menggelengkan kepalanya. ”Tidak apa-apa, hanya mengamatimu,” jawabnya lembut. ”Jae,” bisiknya lagi. Keduanya terdiam cukup lama namun keheningan itu dihancurkan oleh suara tangisan dari arah ruang makan. Rupanya salah satu dari anak kecil itu menjatuhkan kue kering tersebut sehingga berantakan dan menangis. Dia takut disalahkan sehingga air matanya tak berhenti. Jaejoong memeluk anak itu sementara Yunho membantu untuk membereskan remah-remah di bawah meja.

Sorenya, saat anak-anak itu sedang tidur siang, Yunho kembali menghampiri Jaejoong. Kali ini dia berharap tidak akan ada yang menganggunya. Diambilnya kursi yang terletak di samping ranjang Jaejoong. Sang pasien masih menatap dirinya dengan tatapan yang lembut. ”Kau bahagia?” tanya Yunho.

Jaejoong tersentak kaget. Yunho dapat melihat pupil pria cantik itu membesar, rautnya terkejut, dan dugaannya semakin benar saat Jaejoong menundukkan kepalanya. ”Jae, jawab aku, apakah kau bahagia?” tanyanya sekali lagi, kali ini dengan lembut.

Yunho sendiri tidak tahu kenapa dia menanyakan hal itu. Apakah dia berharap Jaejoong mengatakan bahwa pria itu tidak bahagia sementara dirinya sendiri dianugerahi setidaknya sebuah kebahagiaan kecil bernama Min Young? Ataukah dia berharap pria itu bahagia sehingga dia tidak memiliki penyesalan atas apa yang telah terjadi?

Seulas senyuman tipis menghiasi wajah Jaejoong sebelum Yunho melihat pria itu mengangguk perlahan. Yunho tidak dapat memungkiri bahwa dirinya sedikit lega, namun di satu sisi, dia juga merasa tidak puas. ”Kau yakin?” tanyanya.

Jaejoong kembali mengangguk dengan mantap kali ini. ”Kenapa kau bahagia?” Sebuah pertanyaan yang Yunho sendiri tidak mengerti kenapa bisa dia keluarkan dari mulutnya. Sama halnya dengan Jaejoong yang kembali terkejut.

Kali ini, Jaejoong membuka mulutnya perlahan untuk mengeluarkan satu kalimat yang membuat dunia realita Yunho hancur seketika. ”Karena kau bahagia.”

Dan detik berikutnya, entah apa yang terjadi, Yunho mendekatkan wajah mereka hingga hidung saling bertemu. Jarak di antara keduanya saling menipis hingga akhirnya kedua bibir mereka saling bersentuhan. Lembut. Itu yang dirasakan Yunho pertama kali saat dirinya mencium Jaejoong. Hangat. Damai. Lengkap.

Keduanya tahu bahwa ciuman itu membangkitkan perasaan yang terkubur di dalamnya, perasaan yang seharusnya tak boleh meruak keluar. Tak ingin merusak momen ini, tak ada yang mengucapkan satu patah kata pun. Hanya membiarkan bibir saling bersentuhan. Tangan saling melingkar. Karena keduanya tahu, saat malam ini berganti menjadi pagi, saat bulan digantikan oleh matahari, saat itu keajaiban sihir ini akan menghilang dan semuanya akan kembali ke dunia nyata. Ketika udara memaksa mereka harus melepaskan tautan di antara keduanya, pelukan mereka semakin mengerat. Tak ada satupun dari mereka yang berani menutup mata, takut saat terbuka nanti, semuanya akan menghilang. Ingin menikmati setiap momen yang ada.

.

Hari ketiga. Hari yang paling tidak dinantikan oleh Yunho, hari ketika dia harus kembali ke dunia nyata. Saat sihir sang ibu peri sudah berakhir. Jaejoong hanya tersenyum sedih menatap kepergiannya sementara Yunho tak berani mengucapkan apapun. Dong Wook hanya bisa menatap mereka dengan ekspresi yang tidak bisa dijelaskan.

3 hari yang dilalui mereka tak akan pernah dilupakan Yunho dan juga Jaejoong. Selamanya akan terukir di dalam kehidupan mereka, menjadi bagian dari perjalanan mereka. 1 bulan berikutnya, akhirnya Yunho mengetahui alasan kenapa Jaejoong mengatakan hal ini adalah yang terbaik untuk mereka dan alasan di balik suara sendu milik (mantan) namjachingunya.

Jaejoong menderita tumor otak. Menurut dokter pribadi Jaejoong, sudah tidak ada kemungkinan bagi dirinya untuk selamat. Meski ada 10% dia masih ada kemungkinan untuk hidup jika dia melalui operasi, namun Jaejoong memutuskan untuk mengisi waktunya yang tersisa dengan hal lain daripada berharap lebih pada sesuatu yang terkesan mustahil. Terdengar pesimis memang, tapi di sisa-sisa hidupnya, dia bisa menikmati semuanya daripada harus memikirkan berhasil atau tidaknya operasi yang akan dia jalani. Dong Wook yang menemukan Jaejoong dan mengetahui bahwa mungkin waktu hidup namja itu tak akan lama lagi melakukan rencana untuk mempertemukan Jaejoong dengan Yunho untuk yang terakhir kalinya. Berharap akan datang keajaiban yang menunjukkan padanya apa itu sebuah cinta sejati.

Sayangnya, Jaejoong tak bertahan lama, kurang lebih 2 minggu setelah Dong Wook dan Yunho kembali ke Seoul, namja itu menghabiskan nafas terakhirnya, pergi membawa kepingan dari seorang Jung Yunho.

”Aku tak ingin kau pergi karena aku takut kau akan meninggalkanku untuk bersama Jaejoong,” adalah yang dikatakan Min Young saat Yunho menanyakan alasan kegelisahan istrinya waktu itu. Ternyata, Jaejoong yang memperkenalkan Yunho terhadap Min Young dengan harapan keduanya akan menempuh sebuah hidup baru. Meskipun hatinya sakit, Jaejoong tetap mendukung keduanya, berharap bahwa keduanya bisa mendapat kebahagiaan yang mungkin tak akan bisa dia dapatkan.

.

Sekarang, di sinilah Jung Yunho berada, di depan batu nisan yang bertuliskan nama namja yang sangat dicintainya. Dia mungkin mencintai Min Young, tapi dia tak akan bisa mencintai istrinya seperti dia mencintai Jaejoong.

”Selalu memikirkan diriku sampai akhir, memang khas dirimu ya?” bisik Yunho di depan nisan Jaejoong sembari memegang buket bunga. ”Aku harap kau akan bahagia di sana, Jaejoong.”

”Dan terima kasih juga untukmu, hyung. Setidaknya sekarang diriku tidak terasa hampa lagi,” ujar Yunho. Dong Wook yang berada di sampingnya hanya mengangguk tanpa emosi.

”Aku masih tak mengerti kenapa hal ini harus terjadi dengan kalian,” gerutu Dong Wook. ”Apanya cinta sejati? Kalau hanya akhirnya harus dipisahkan oleh maut seperti ini?”

Yunho terkekeh. ”Hyung, kau harus tahu. Cinta tak selamanya harus memiliki. Ucapan ini selalu dikaitkan dengan orang yang dikatakan pesimis. Tapi bagiku, ucapan ini adalah bagi orang yang berbesar hati yang dengan rela membiarkan orang yang dia cintai berbahagia dengan orang lain meskipun dirinya harus terluka. Cinta sejati mengajarkan kita untuk berkorban, bukan untuk memiliki, hyung. Jaejoong adalah cinta sejatiku dan karena itu aku merelakan kepergiannya.”

”Sama dengan Jaejoong yang merelakan diriku untuk bisa melanjutkan hidupku dengan Min Young. Dia terlalu mengenal diriku. Seandainya aku tahu penyakitnya, aku pasti akan berusaha untuk menyelamatkannya, entah bagaimanapun caranya, dan jika dia tidak selamat…mungkin saat itu juga aku akan mengakhiri hidupku. Tapi dia tahu bahwa jika ada Min Young, aku akan tetap melanjutkan hidupku karena ada orang yang menjadi tanggung jawabku sekarang. Ketika kau mengalaminya, kau akan tahu apa itu cinta sejati hyung. Suatu saat kau pasti akan mengerti apa yang saat ini kualami,” ujar Yunho yang berjalan bersama Dong Wook untuk menuju tempat kerja mereka. Namja yang lebih tua itu masih terlihat tidak senang dengan jawaban dongsaeng-nya itu, tapi dia memutuskan untuk mengabaikannya.

Semilir angin berhembus perlahan membuat rerumputan bergoyang mengikuti arah angin. Yunho terhenti sejenak dan melihat ke belakang. Dirinya tersenyum, namun perlahan air matanya bergulir pelan. Kepingan dirinya sekarang sudah lengkap. Kehampaan dan pertanyaan semua sudah terjawab. Sekarang, bagaimana dia akan melangkah yang akan menentukan segalanya.

.

.

Saat kau membaca ini, mungkin aku telah hilang dari hadapanmu untuk selamanya

Saat kau menanyakan apakah aku bahagia, sebenarnya aku tak bisa menjawabnya.

Aku bahagia selama kau bahagia, meskipun aku juga harus tersakiti

Tidak mudah untuk melepaskanmu Yun

Tapi aku tahu bahwa ini yang terbaik untuk kita

Aku tak bisa terus mengurungmu

Kau bebas, Yun, kau memiliki sayap untuk terbang

Terbanglah tinggi, terbanglah untuk bagianmu dan untuk bagianku

Min Young adalah gadis yang baik.

Jagalah dia

Kenangan kita akan kubawa agar kau bisa melangkah maju

Dulu aku pernah mendengar istilah

”Cinta tak harus selamanya memiliki.”

Mulanya aku berpikir orang itu bodoh, tapi sekarang aku mengerti

Dia tidak bodoh, dia hanya orang yang cukup berbesar hati untuk merelakan orang yang dia cintai untuk mendapatkan hal yang lebih baik

Aku mencintaimu Yunho, sangat

Dan jika dengan merelakanmu kau bisa mendapatkan kebahagiaan, aku rela

Berbahagialah Yun, berbahagialah, untukmu, dan juga untukku

Selamat tinggal.

Kau yang selamanya kucintai, Jung Yunho

-Kim Jaejoong-

.

The End

.

Author notes:

Ya, sebenarnya ini ff yang sudah lama sekali terbengkalai (?) di document dan memang sengaja disimpan saja sih. Kkk. Banyak yang aku ubah dan aku tambahkan seperti awalnya karakternya itu DaraxMin Ho, tapi rasanya pengen coba diganti YunJae karena lagi kangen mereka :3 Dan ff ini kemarin eL ikut sertakan untuk lomba. hehehe. Terus menang xDD dan dapat album ‘TIME’ ^-^)/ Jadinya eL mau berbagi juga ff ini buat yang kangen (?) sama eL #plak #geer

Saya juga menambahkan beberapa bagian 😉

Ini angst, mungkin, tapi gak tahu juga. Alurnya mungkin klise, tapi ya, ingin dicoba sekali2 (: Lalu, cukup angst kah? :3 

Semoga saja ini bisa menghibur yang membaca ^^

Let me know what do you think ^.~

Last, comment? 😉

_Verzeihen

PS: Promote FF bleh tak? x3

Kebetulan eL lagi ikut lomba di FFYunJae :)) Silakan mampir buat yang mau baca >>

Click Here

PPS: Itu cover buatan eL…hancur..jadi tolong dimaafkan (?) 

18 responses to “True Love

  1. udh cukup angst kok eL,
    dan postermu,
    jaema kok mrip luhan yaa,ato cma saya sja yg kpikiran o_O
    well,
    good luck buat lomba ff mu,
    mau cba promote tp lg onlen pke hp 😦 #pundung
    tp aq cba dulu deh 🙂
    @mrs_kim_aya

  2. Klise……. ? Iya…
    Angst,,,,,,? iya…..
    Alur lambat….? Enggak
    Bangus…..? Menyentuh
    Cocok kah dengan karakter yunjae…….? Yup
    Ada yg nggak suka…..? Ada
    Apa……? Dongwook…..hehehhe
    Jadi nilai FF ini……? Hmmmmmm 80 dari 100
    Jadi habis ini mau ngapain…..? Batal bobok karena berfikir,…apakah Gisca anaknya dewi yull nggungat cerai suaminya sbelum di sakit dan meninggal itu punya alasan yg sama dengan Jae yang melepas Yunho….?

    Hahahhahahahaha nyambung gak sie….

  3. huweeee T.T #nangisseember

    eonnie… kerenn…. airmataku ampe kluar nih
    minta tisunya dong… muehehehe

    oke sering” bikin ff kyk gini ne ^^
    paii paii (^^)/

  4. Huwaaaa mewek beneran deh.
    Apalagi soal cerita putri duyung yg mjd buih itu.
    Membayangkan Jaejoong bisu dan hrs berpisah dg Yunho, satu paket dg gadis tetangga, bnr2 nyesek T_T
    Apalagi akhirnya Jj hrs meninggal coba ToT
    Amit amiiiit deh Dong Wook, jgn sampe mengalami macam itu /makan tissue/

  5. Huaaaaaaa..ga relaaaaaaaaaa..vic ga snggup bc amp abis..
    Abaaaang..*tarik2 bj jaejoong..

  6. EEEEELLLLLLLLL

    INI FANFIC DAEBAAKKKK
    AMEL NANGGIS DIKANTOR INIIIII
    HUWAAAAAAA JAHAT
    KNP BUAT BEGINI?? !!!! (TISSUE MANA TISSUEEEE) /SOBBING

    awalnya Amel kira bakal ada cerita magic magic nya
    ky cerita putri duyung gitu

    knp ga disatuin lagi sih EL
    knp ga dikasih kesempatan jae bahagia sedikit sma yun
    knp dong wook ga berhasil mempertemukan cinta sejati sih
    kenapa???? waeeee???
    TT____________TT

    10000000000 jempol buat EL (tissue butuh tissue)

  7. Mama gk berani bacanya…hiks…cuma liat komen2nya aja udh pada mewek…udah deh mama nyerah yg jelas mama yakin ff eL super Top deh..^^

  8. eL~ tumben skali bikin ff yg sprti ini.
    Ini ff tampak sprti ff mu yg awal2.
    Ringan dan jleb, tak sprti ffmu yg blakangan butuh ‘berfikir’

    tadiny Un kira Min Young yg nabrak YunJae, lalu dy terpesona ama Yun mkanya pisahin YunJae.
    Dan ternyata Min Young itu sengaja JJ pilih untuk Yun.

  9. ghaaa~ ini recycle cerita mermaidnya aduhai banget nee-chan :”3
    nyecek cek cekekkk~ suratnya itu lho apalagi. agak bisa ditebak sih krn cerita mermaid itu gmn, cuma g nyangka aja gitu yg tuan putrinya baik juga haha.

    ne, eL-nee.. sequelnya se7min dun *kedip-kedip manja* soalnya gemes sama dong wook yg gerutu-gerutu doang. mana penyatuannya semacam gagal gitu -3- yayayaya? #timpuked

  10. mau sahur kok nangis ya….nih ff sedih amat sih eonn jdi bnjir mata saya….
    daebak eonn…yunjae is eternally forever
    tak ada yang bisa misahin yunjae bahkan agensi mereka sekalipun *lho?
    kibar banner yunjae bareng yunjae shipper

  11. Eonniiiii~ ini ceritanya dalem banget kaya sumur *ehh
    Sampe bingung mau coment apa *speachless*
    Ngaduk2 perasaan banget *nyaritisu*
    Huweeeeee ummaaaaa~~~

  12. Kerreeennn >_<

    qu suka kata2 ny, cinta sejati, cinta tak harus memiliki ouwh dan istilah putri duyung ..

    Love Yunjae :-*

Leave a reply to puzzpit Cancel reply