Intoxication


Title: Intoxication

Rated: T – M

Genre: Romance/Drama

Couple: Yun to Jae, YunJae ^-^)/

Twoshot? Maybe. Series? Nu- uh.

Summary: Seorang model yang naik daun dan seorang perancang busana yang kontroversial. Yang seorang menyerang dengan tipu muslihat dan daya pikatnya. Yang seorang bertahan dengna berpegang teguh pada prinsipnya. Siapa yang akan menang?

.

.

Jung Yunho adalah nama yang saat ini hangat dibicarakan di kalangan anak remaja, baik pria maupun wanita. Siapa Jung Yunho kalian tanya? Ah, dia adalah seorang model yang baru masuk di dunia hiburan. Dengan badannya yang six pack, wajahnya yang tampan meskipun kecil,  suaranya yang menghanyutkan, dan tak lupa dirinya yang murah senyum, dalam sekejap dia sudah terkenal di dunia showbiz. Tawaran iklan dan film pun mulai berdatangan. Satu-satu diterima oleh Yunho dan dikerjakannya dengan memberikan yang terbaik. Pamornya juga bukan karena penampilannya, tapi karena bakat terpendam yang ada di dalam diri pria yang dilahirkan di Gwangju ini.

”Yak! Cut!” seru sang kameraman. ”Kerja bagus Yunho, seperti biasa,” sambungnya lagi. Dia menghampiri pria berwajah tampan yang sedang mengenakan jeans dan jaket yang kancingnya tak dikunci untuk memperlihatkan tubuhnya yang six pack. Yunho tersenyum membalas pujian sang kameraman.

”Tidak, anda hanya melebih-lebihkan saja, Hyun Joong-shi,” balasnya.

”Aigoo, kau ini tetap rendah hati seperti biasa, ya sudah, sana istirahat, sesi kedua akan dimulai 5 menit lagi.” Yunho mengangguk sembari mengundurkan dirinya. Dia pun menghampiri seorang pria berjidat lebar yang berdiri di samping kursi sembari memegang sebotol air mineral.

Pria itu menepuk pundak Yunho dan menyerahkan air mineral itu sembari meminta salah satu kru untuk membawakan handuk untuknya. ”Setelah ini kau harus ke studio untuk melakukan wawancara dan setelah itu kau bisa beristirahat,” ucap pria yang ternyata adalah sang manajer.

Thanks,” balas Yunho sembari meneguk air mineralnya.

Beberapa kru wanita terkadang berhenti sejenak untuk menatap gerakan Yunho yang terlihat eksotis di mata mereka. Entah sejak kapan, Yunho dijuluki sebagai ’Sex God’ padahal dia sendiri tidak pernah berhubungan intim selain ciuman dan make out. Namun dengan gayanya yang sederhana dan gerakannya yang terlihat menggoda iman itu, julukan itu kemudian melekat pada dirinya. Lihatlah sekarang saat dia sedang meneguk minumannya. Jakunnya terlihat turun bersamaan dengan keringat yang sedikit membasahi lehernya membuat tubuhnya bersinar. Bahkan kru yang disuruh untuk membawakan handuk tadi terhenti sesaat untuk melihat Yunho. Jika bukan karena Yoochun yang segera menyadarkan kru itu, mungkin handuknya selamanya tak akan berada di pundak Yunho sekarang.

”Aish, kau itu, jangan menebarkan pesonamu jika bukan di balik kamera,” gerutu Yoochun.

Feromon Yunho sangat mengerikan, itu yang dipikirkan Yoochun saat pertama kali bertemu dengan model yang sedang naik daun ini. Jika bukan karena terlalu sering berada di samping Yunho dan kenyataan bahwa dia adalah sang manajer, mungkin dia juga akan tergoda sama seperti yang lain. Bicara soal tergoda…

Suasana di studio yang ramai tadi mendadak menjadi hening di pintu masuk. Merasa penasaran dengan perubahan suasana yang terjadi, Yunho menegakkan badan yang tadi dia sandarkan di dinding begitu pula dengan Yoochun yang memutar kepalanya menatap ke arah pintu masuk. Setelah mata mereka menangkap sosok orang yang menarik perhatian tadi, terjadi reaksi yang berbeda di antara keduanya. Cengiran terpasang di wajah Yoochun sementara ekspresi kesal mewarnai wajah Yunho.

Well, speaking of pheromone…here comes the devil,”  canda Yoochun.

Yunho memberikan death glare pada sang manajer atas ejekan yang diberikan untuk dirinya. Rasanya keinginannya untuk mendapatkan hari yang tenang tidak akan terlaksana karena sosok itu kemudian menghampirinya.

”Halo, Jung Yunho,” panggil sebuah suara yang lembut dan memabukkan (kecuali bagi Yunho karena mendengarnya saja dia sudah mendengus kesal). ”Kita bertemu di sini rupanya,” sambungnya lagi saat tak mendapat balasan dari Yunho. ”Pasti sudah takdir.”

”Takdir apanya,” desis Yunho. ”Kau pikir aku tidak tahu kau mengikutiku, Jaejoong,” balasnya tajam.

.

.

”Intoxication”

intoxication

Cr: By me ^^ #slapped

Part 1

by eL-ch4n

09.05.2013

.

.

Kim Jaejoong adalah nama yang sudah tak asing pula di dunia entertainment ini. Pria dengan wajah elok bak dewi dengan kulit putih bersinar ini adalah seorang designer terkemuka. Semua karyanya dipakai oleh artis-artis profesional dan tak jarang pula pejabat dari luar negeri meminta dirinya untuk membuat pakaian bagi mereka saat menghadiri acara formal. Bukan hanya itu saja, dirinya sendiri juga bagai maha karya Tuhan yang begitu indah. Dengan doe eyes yang terlihat polos, tubuh ramping, jari yang lentik, wajah yang merupakan perpaduan ketampanan dan kecantikan membuat kaum hawa dan kaum adam jatuh ke dalam pesonanya.

Namun seperti setiap orang terkenal yang memiliki rumor dan berita tak sedap, begitu pula dengan Jaejoong. Kehidupan malamnya dan ketertarikannya memberikan dia julukan ”The Crusher”. Setiap artis baru akan dia hampiri dan jika dia suka, akan dia kejar sampai dia berhasil menaklukkan mereka. Di saat yang bersamaan pula, artis baru itu akan naik daun dan meraih ketenaran. Bagi beberapa orang mungkin berpikir bahwa bukankah ini bagus? Artis baru akan mendapatkan ketenaran dalam waktu yang cepat. Oh mereka salah, karena mereka tidak tahu bahwa setelah para artis ini mencapai puncak, Jaejoong akan melepaskan mereka dan karena mereka yang terkenal berkat kedekatannya dengan Jaejoong tiba-tiba saja akan kehilangan pamor. Terlebih fans Jaejoong yang banyak akan memanfaatkan hal itu untuk kemudian menyerang artis baru itu hingga akhirnya mereka dikeluarkan dari dunia showbiz dan menghilang entah ke mana.

Tidak sedikit artis baru yang terjebak dalam ketenaran yang ditawarkan Jaejoong. Entah apa yang dilakukan Jaejoong dan kenikmatan apa yang ditemukannya, tidak ada yang tahu, tetapi semuanya sudah tahu mengenai perilaku dari desainer terkenal ini. Oh, tapi kalian jangan berpikir bahwa Jaejoong akan mengejar semua artis baru. Tidak, tidak, dia tetap memiliki selera. Jika artis tersebut, baik pria atau wanita, dapat cukup menjual, dia akan memanfaatkan mereka.

Ada yang mengatakan bahwa Jaejoong memilih mereka karena mereka sesuai dengan image yang sedang dibangun Jaejoong terhadap koleksinya. Dan saat Jaejoong sudah akan mengganti koleksi, maka dia akan membuang artis baru itu untuk mencari yang lain. Yah, kejam bukan? Tapi di sini adalah dunia showbiz, siapa yang kuat dia yang akan menang. Jaejoong tidak sepenuhnya salah, para artis baru yang memanfaatkan ketenarannya juga tidak dapat dibenarkan. Seharusnya mereka juga berjuang dan tidak hanya memanfaatkan Jaejoong juga.

Memang ada juga beberapa artis yang tetap bisa bertahan meski Jaejoong sudah ’mencampakkan’ mereka, tetapi pamor mereka tidak akan setinggi dulu. Sekarang kita kembali pada kedua pria yang sudah menarik perhatian seisi ruangan ini.

Seulas seringaian terpasang di wajah pria bernama Jaejoong ini. Para kru dan bahkan Hyun Joong, sang kameraman, memutuskan untuk menjauh dari dua insan ini. Yoochun yang masih ingin melihat, tapi tak ingin menganggu, memutuskan untuk mundur sedikit sehingga dia bisa memberikan mereka privasi tapi masih bisa melihat drama yang akan terjadi.

”Ah, aku terluka mendengarnya ketika kau tak mau percaya bahwa takdir yang mempertemukan kita,” balas Jaejoong dengan senyuman lebar.

Sudah bukan sebuah rahasia lagi bahwa Kim Jaejoong, desainer terkemuka yang ada di dunia entertaiment ini tertarik dengan sang model baru, Jung Yunho. Namun sayangnya tidak dengan Yunho yang sejak dulu membenci pria seperti Jaejoong. Ah, mungkin lebih tepatnya Jung Yunho itu straight atau yang dipikirkan oleh sang model. Tahu bahwa dirinya diincar tidak lantas membuat dia merasa bangga, sebaliknya dia menganggap ini bagai sebuah kutukan. Dia tahu tentang apa yang terjadi dengan para model yang menjadi ’korban’ dari sang desainer dan bukannya dia takut, tetapi dia mencoba untuk menjaga diri. Jika bisa menghindar dari Jaejoong, kenapa tidak?

”Kalau tidak ada urusan, sebentar lagi aku akan memulai sesi pemotretanku lagi,” jawab Yunho dengan datar. Sang model berdiri dan mempersiapkan diri.

Tak ingin kalah, Jaejoong menghalangi Yunho dengan menarik tangan kanan sang model sehingga keduanya saling berhadapan. Jarak yang begitu dekat di antara keduanya membuat deru nafas mereka saling berhembus terhadap satu sama lain. Mata doe milik sang desainer menatap dengan menggoda ke arah mata elang milik Yunho. ”Aku hanya meminta kau untuk datang sekali saja ke studioku, Yunho-shi, apa susahnya?”

Keheningan menyapu keduanya, tak ada yang menjawab selain kedua mata yang saling berpandangan. Seolah terlihat kilat yang memancar dari kedua pasang bola mata tersebut, saling beradu. ”Kalau aku pergi ke studiomu apakah berarti kau akan berhenti untuk mengejarku, huh?” tanya Yunho tanpa ekspresi.

Seulas seringaian terukir di wajah Jaejoong. ”Ah, berarti kau setuju untuk datang bukan?”

”Kalau kau berjanji tak akan mengejarku lagi,” balas Yunho.

Jaejoong mengangguk. ”Aku berjanji aku tak akan menganggumu lagi kalau begitu, puas?”

”Tidak, kau harus berjanji berdiri dengan jarak paling dekat sejauh 4 meter kecuali ada sesuatu yang penting MENURUTKU, maka kau baru boleh mendekat,” ujar Yunho.

Jaejoong terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya mengangguk atas persyaratan yang diajukan Yunho. Dia tidak mengelak saat Yunho menepis tangannya dan kemudian berjalan meninggalkannya. Tanpa Yunho sadari, seringaian kembali terukir di wajah cantik sang desainer. Sepertinya ini akan menjadi awal bagi perjalanan keduanya. Entah hal yang baik atau tidak, belum ada yang tahu selain sang takdir yang sedang mengerjakan tugasnya dan Tuhan.

.

Helaan nafas terdengar dari pria bertubuh tampan yang bernama lengkap Jung Yunho ini. Matanya menatap ke arah gedung yang ada di hadapannya. Gedung putih bertuliskan ”MINE” itu akan menentukan langkah hidup Yunho berikutnya sekaligus karirnya yang sedang dipertaruhkan. Saat kakinya melangkah masuk ke dalam gedung tersebut, beberapa pria dan wanita dengan wajah yang begitu elok rupanya sesekali mencuri pandang ke arahnya. Mereka tampak berbisik-bisik dalam kelompoknya dan Yunho hanya bisa kembali menghela nafas.

Sudah bukan rahasia lagi kedatangan Yunho ke sini adalah untuk Jaejoong. Heck, bahkan seluruh dunia showbiz sudah tahu ketertarikan dari pria bisexual itu terhadap Jung Yunho. Terpaksa Yunho harus membiasakan dirinya terhadap bisikan mengenai dirinya. Saat dia sudah tiba di bagian informasi dan hendak menanyakan soal Jaejoong, seorang pria yang memiliki style yang cukup unik menghampirinya. Rambut pendeknya yang dicat pink terlihat menyolok dalam ruangan minimalis itu. Kacamata hitam yang dikenakan pria itu dilepas untuk menampilkan matanya yang sedang menelusuri Yunho dari atas ke bawah.

Yunho menelan ludah. Dia seperti mengenal pria yang di hadapannya. Kalau otaknya tidak salah mengingat pria ini adalah Kwon Jiyong atau G-dragon, musisi yang terkenal di dunia hiburan. Dia mundur sedikit saat melihat Jiyong memajukan badan ke arahnya. ”Jadi, kau model baru yang menarik perhatiannya, eh?” tanya Jiyong.

”Maaf?” balas Yunho dengan refleks. Perlahan dia menegakkan kembali tubuhnya seiring dengan posisi tubuh Jiyong yang sudah kembali seperti semula. Siku Jiyong menumpu pada meja resepsionis dan matanya masih menatap ke arah Yunho. Kacamatanya sudah tergantung di bagian tengah kerah bajunya.

Jiyong tersenyum lebar. ”Harus kuakui kali ini seleranya sangat bagus,” cibirnya. Yunho mengangkat alis tak mengerti dengan bisikan Jiyong. ”Kuberitahu kau satu hal. Mumpung Jaejoong sedang tertarik denganmu, manfaatkan itu, ne?” bisik sang musisi di telinga Yunho.

”Maksudnya?”

Mata Jiyong memutar seolah tidak percaya dengan pertanyaan Yunho. ”Kau akan mengerti. Di dunia ini tak ada yang tak mengenal Kim Jaejoong, The Crusher. Saranku, bermainlah dengan pintar, Jung Yunho.” Setelah mengucapkan hal itu, Jiyong kembali lagi memakai kacamata hitamnya dan berjalan melewatinya. Yunho terdiam sesaat sebelum kemudian sang resepsionis mengatakan ruangan yang harus ditujunya.

Yunho mengangguk. Dengan langkah mantap, dia memasuki lift seorang diri. Langkah kakinya kemudian membawa dirinya melangkah mantap di depan sebuah pintu berbahan kayu kualitas tinggi yang menampakkan papan nama, ’Kim Jaejoong.’ Dia menghela nafas sekali lagi sebelum memantapkan dirinya dan mengetok pintu yang ada di hadapannya.

”Siapa?” tanya sebuah suara dari dalam.

”Yunho,” balasnya datar.

Terdengar suara sesuatu dibereskan beberapa saat sebelum pintu di hadapannya terbuka dan menampilkan sosok Jaejoong dalam balutan t-shirt putih polos dengan celana skinny jeans, baju yang cukup sederhana mengingat Jaejoong adalah seorang desainer – atau mungkin Yunho mengharapkan sesuatu yang lebih?

”Silakan masuk,” sahutnya. Senyuman lebar yang ramah menghiasi wajah Jaejoong membuat tingkat kewaspadaan Yunho semakin tinggi. Dirinya dipersilakan masuk ke dalam ruangan studio yang ternyata cukup besar itu. Mata elangnya menyapu seluruh ruangan untuk berjaga-jaga. Tak ada yang aneh selain manekin yang mengenakan desain pakaian dari Jaejoong dan juga beberapa kain yang terlihat berantakan. Benar-benar sebuah studio untuk membuat sebuah pakaian.

”Silakan berdiri di sana.” Suara Jaejoong menyadarkan pikirannya. Yunho berbalik untuk menatap ke arah Jaejoong yang sedang menunjuk ke satu tempat yang sedikit lebih kosong daripada bagian lain di ruangan ini. Yunho mengangguk dan mematuhinya. Lebih cepat lebih baik, pikirnya. ”Tolong buka pakaianmu,” perintah Jaejoong.

”Eh? Untuk apa?” Mata elang Yunho penuh dengan rasa penasaran dan waspada. Jaejoong berdecak pinggang dan mengangkat satu alis matanya.

”Aku ingin mengukur tubuhmu, tapi tidak saat kau berpakaian seperti ini, aku tidak akan mendapat ukuran tubuhmu yang tepat.” Ketika Yunho masih juga tak bergerak, Jaejoong melipat tangannya di depan dada dan menatap tajam ke arah Yunho. ”Jadi?” tanyanya sembari menaikkan alisnya lagi.

Yunho berpikir cukup lama sebelum akhirnya mengangguk dan membuka pakaiannya perlahan. Kaos hitam yang dia kenakan tadi perlahan dilepaskannya dari tubuhnya menampakkan tubuh kekar yang selama ini menjadi incaran para kaum adam dan hawa. Kaos hitamnya dilemparkan pada sofa yang tak jauh dari dirinya. Dia kembali menatap Jaejoong yang masih juga tak bergerak. Alis matanya juga terangkat seolah bertanya apa yang diinginkan lagi oleh sang desainer di hadapannya.

Melihat mata Jaejoong yang masih menatap serius ke arahnya, Yunho kembali menghela nafas. Sepertinya dia mengerti maksud pikiran dari sang desainer. ”Celanaku juga, begitu?” Jaejoong mengangguk sembari tersenyum tipis seperti seorang guru yang bahagia karena muridnya mengerti. Dengan enggan, Yunho membuka resleting celananya. Sengaja juga ingin menggoda Jaejoong, dia melakukannya dengan perlahan. Menjadi seorang model, dia tahu bagaimana cara membuat orang untuk tertarik dengan tubuhnya. Gerakannya sedikit seduktif dan pelan saat membuka ikat pinggangnya. Dia dapat melihat di sisi matanya bahwa Jaejoong tampak tak sabar. Pria itu seperti ingin menghampirinya dan segera membuka celananya.

Yunho tersenyum menang. Setidaknya dia bisa membalaskan dendam karena harus terus diganggu oleh Jaejoong. ”Apa sudah cukup semuanya, Jaejoong-shi?” tanyanya. Saat ini, Yunho sudah tak mengenakan apapun selain boxer yang menutupi kegagahannya. Jaejoong menjilat bibirnya. Dia mengambil meteran yang berada di dekat sana, pensil, dan kertas untuk kemudian mengukur tubuh Yunho yang begitu menakjubkan.

Kulit tan Yunho membuat tubuh sang model terlihat begitu menggiurkan. Tak sabar untuk segera menyentuhnya, Jaejoong pun mempercepat langkahnya. Yunho sedikit bergidik saat meteran yang terkena pendingin di ruangan itu menyentuh tubuhnya. Matanya tak pernah lepas dari Jaejoong yang melakukan gerakan mengukur tubuhnya. Sesekali pria dengan tubuh sedikit feminim itu menggigit bibir seperti sedang memikirkan sesuatu. Jari-jarinya yang lentik memegang meteran dengan seduktif di seputar tubuhnya. Setelah selesai mengukur bagian pundak dan leher dan mencatatnya di kertas yang dia bawa, Jaejoong menjilat bibirnya.

Firasat Yunho tidak enak. Tubuhnya bergetar hebat saat jari-jari Jaejoong memilin nipple-nya. Menggigit bibir bawahnya agar tidak mendesah. ”Apa yang kau lakukan?” bisiknya sembari menggigit bibir bawahnya.

Jaejoong masih membasahi bibirnya. ”Aku harus mencatat ukuran dadamu yang sesuai jadi aku harus buat putingmu tegang, setegangnya,” bisik Jaejoong pada telinga Yunho.

Bergetar hebat karena sentuhan lembut dari sang desainer, Yunho menguatkan dirinya agar tetap bisa berdiri tegak. Seharusnya dia tidak merasakan apapun saat pria ini menyentuhnya, tapi mungkin karena aroma vanilla yang tercium olehnya membuat dirinya seolah mabuk oleh pesona tak terlihat dari pria ini.

Merasa cukup puas karena nipple Yunho sudah menegang, Jaejoong mengukur bagian dada dari sang model. Rangsangan yang menyebar dalam tubuh Yunho semakin tak bisa terelakkan. Entah sejak kapan dia merasa suhu di dalam ruangan menjadi tinggi, padahal dia sedang tak memakai sehelai benang pun. Dia mencoba mengalihkan perhatiannya dan sialnya, matanya malah tertuju pada pria yang ada di hadapannya.

Jaejoong hari itu mengenakan kaos putih v-neck yang jika sang pria menunduk akan menampakkan sedikit bagian dalamnya. Karena posisi Yunho, dia dapat melihat tonjolan merah di dalam dada sang pria. Dia juga tidak menduga kalau dada Jaejoong sedikit – coret – besar – coret.

Gulp.

Yunho menelan ludahnya. Matanya kemudian menelusuri jenjang tubuh Jaejoong yang terlihat ramping seperti seorang wanita dalam balutan kaus putihnya. Entah kenapa, pikiran tidak senonoh seolah memengaruhi pikirannya. Tidak, Yunho, kau harus fokus. Setelah ini semua selesai, kau tidak perlu lagi menemuinya. Ah mungkin kau harus sekali atau dua kali untuk mencoba hasil desain dan memakainya pada fashion walk.

Hembusan nafas terasa pada bagian gundukan yang berada di tengah selangkangannya. Jaejoong sudah berada tepat di tengah kedua kakinya. ”Aku buka ya,” bisik Jaejoong. Belum sempat Yunho memprotes, boxer yang melindungi kegagahannya sudah terlepas entah ke mana, menampakkan kejantannya yang sedikit menegang akibat rangsangan dari Jaejoong tadi.

Tangan Jaejoong perlahan menyentuh kejantanan Yunho dan mengocoknya dengan pelan. ”Urgh…apa yang kau lakukan?” geram Yunho. Kedua tangannya bertumpu pada kepala Jaejoong, ingin mendorong kepala sang desainer, tapi juga tak sanggup melakukannya. Bagaikan sebuah buah simalakama. ”Stop…urgh.”

Telinga Jaejoong sudah ditulikan oleh permintaan tak berarti dari sang model. Dia memasukkan kepala dari kejantanan Yunho ke dalam mulutnya. Dengan lihai, lidahnya memainkan perannya untuk membasahi seluruh bagian dari kejantanan Yunho. Suara kuluman dari Jaejoong menjadi musik bagi indera pendengaran kedua pria di dalam ruangan itu.

Akhirnya karena tak tahan lagi, Yunho kemudian menjambak rambut Jaejoong untuk melepaskan kulumannya dari kejantanannya. ”Kali ini untuk apa?” desisnya.

Lidah Jaejoong terjulur keluar, menjilat bagian sekitar bibirnya yang basah. ”Aku harus membuat celana yang pas agar kau tidak merasa sesak saat menjadi tegang, kenapa? Apakah mulutku kurang memuaskan atau kau ingin yang lain?”

Yunho menghela nafas panjang. Dia kemudian mendorong Jaejoong dan bergegas mengambil kembali pakaiannya. ”Kau mau ke mana?” tanya Jaejoong yang memegang tangan kirinya. Yunho menghela nafas. ”Aku datang untuk bersikap profesional, Kim Jaejoong-shi, bukan untuk diperlukan senonoh seperti ini,” jawab Yunho datar.

”Tunggu, kau tidak bisa pergi seenaknya? Kau pikir mereka akan membiarkanmu, huh?” tanya Jaejoong saat Yunho sudah mengenakan kembali kaosnya.

”Jika mereka akan mengusirku dari dunia hiburan karena hal ini, maka aku lebih baik melakukannya. Lagipula,” ucap Yunho yang sedang memakai celana jeans-nya. ”Aku tak menduga kalau kau akan serendah itu, Kim Jaejoong-shi,” ucapnya dengan tegas.

Dia memakai celananya dengan cepat dan mengenakan ikat pinggangnya. Sebelum dia pergi, dia menatap ke arah Jaejoong sekali lagi dengan tatapan sinis. ”Kalau kau pergi, aku tak akan tanggung jawab dengan karirmu,” ancam Jaejoong.

Yunho tersenyum sinis. ”Silakan, aku juga sudah tidak mau berurusan lagi dengan dunia model jika aku harus bertemu dengan dirimu,” balas Yunho tak mau kalah. Sebelum pergi, kedua mata saling beradu pandang dengan tantangan tersembunyi. Jaejoong memaki saat pintu dibanting dengan kasar oleh Yunho.

Dia mendesis. ”Tidak akan ada yang bisa menolak pesona seorang Kim Jaejoong, tidak termasuk Jung Yunho sekalipun. Lihat saja nanti.”

.

.

Seorang model baru yang naik daun dengan seorang perancang busana yang kontroversial. Yang seorang menyerang dengan tipu muslihat dan daya pikatnya. Yang seorang bertahan dengan berpegang teguh pada prinsipny. 

Siapa yang akan menang?

We’ll see. 

.

> Game Starts <

.

AN:

Halo semua ^^ eL lagi campur aduk perasaannya sekarang. Hehe. Yang jelas sih ada senang karena dapat album gratis #plak

Oh gak banyak ngomong, sorry lama update. Diusahakan besok bisa ngetik lagi yang lain ya 😉 And thanks for reading like always!

Enjoy the story ya. Dan ini mungkin hanya two or three shots saja 😉 sebenernya mau bkin oneshot only, but I don’t have the feeling. So sorry )):

Last, mind to comment?

_Verzeihen ^^

 

24 responses to “Intoxication

  1. halooooo eL 😀
    Wow, ini sih aku bgt, akhirnya, setelah sekian lama eL ga bikin yunjae, only yunjae eL nulis juga T_T
    Aku terlalu senang dpt asupan vitamin ff dr eL hari ini u,u

    Seruuu Jaejoong gagal bikin Yunho klepek2, yah walaupun Yunho udh setengah klepek ituu, wkwkwkwk..
    Penasaran dg cara apa lgi Jj akan naklukkin Yunho? Apa dia mw bikin Yunho jdi gembel?
    Jgn lah ya, itu ga seru 😛
    Yunho abis ini palingan juga keingat Jj terus, ah jdi ga sabar.
    Apdet kilat dong eL /digampar/

  2. Lanjut nak….yah NC nya gk jadi….gregetan deh jadinya…hehehe…kebayang emak jd designer…ngondek2 gitu gayanya….hahahaha

  3. oh! ngeri bayangin jae macam itu. errrr~~~ semoga yunho kuat lahir batin ya 😀 baca part yunho sama jae di ruangan jae cuma bisa jambakin rambut doang. *elus dada. jae tujuannya apa sih. ya ampun~~~ horror banget tuh orang. ahahaha~

  4. Annyeong el..
    Salam kenal

    Ö˚°◦oυẄH….naugthy,ani bitchy jaejoong (kalo ada yg kberatan,mianhae)
    Tp bnran deh disini…angkat semua jempol buat yunho yg bisa ngeblokir loncatan2 neurotransmitter dlm syaraf,nyahahaha…
    Let see sejauh mana yunho bisa brtahan??atooo sbrapa jauh jaejoong berjuang??

  5. Astagaaaa!!!!!
    Ini apa????
    waktu ngliat Cover na itu, gak kebayang km bakal ngbuat karakter jejung kaya gini.
    Entah kenapa aku malah ngbayangin kalo ini Heechul.

    “Yang seorang menyerang dengan tipu muslihat dan daya pikatnya. Yang seorang bertahan dengna berpegang teguh pada prinsipnya.”
    Kupikir jejung bakal dingin dan sombong gt.
    tapi dengan karakter jejung ky gini, keliatan lebih ‘berbahaya’ ya?

    enceeeh na nanggung! gemes!

  6. El~ gak sabar bakal kayak gimana lanjutan cerita nya ini. Ckckc yunho~ berurusan sama jeje~ haha

  7. Vic br ngeh klo ne crt yg posterx wkt tu vic komen d fb..
    Aigoo..*tepok jidat
    Xixi..menarik bgt..

  8. Yaaayy!!! Akhirnya fic.nya dibuat juga 🙂 Mian, telat… kak eL..
    pervert! Jae… rasanya gimanaaaa…. gitu
    JJ… aku akan mendukungmu menaklukan YunHo #plak
    Keren kak eL… semangat ne..
    Ganbatte!!!

  9. ya ampun jae….alasan kamu banyak amat….
    yakinlah setelah itu yun bakal ngebayangin jae terus…
    lanjutkan el eonni
    DAEBAK….

  10. aaahhh aku baca lagi ff ini, semakin bikin gereegetaaaaann xD
    aku sbnrnya udh komen pake id fb di komen paling atas itu, dan aku nulis disini mau nagih lanjutan ff ini ajaa, ayo eL, bikin lanjutannya dooong hehehe

  11. “Feromone Yunho sangat mengerikan.” ini fakta,kkkk~~~ Feromon Yunho emang mengerikan.

    “Apakah mulutku kurang memuaskan atau kau ingin yang lain?” Berarti Yunho gha ‘tegang’ sama sekali dong.

    Muehehehehhe~~~ usahamu kurang ‘keras’ Jae.

    Lanjut Nunnaaaa,jangan lama” dong 😀

Leave a reply to hanhyemi118 Cancel reply