Chapter 7: Jung Yunho

Title: Matchmaker

Rated: T possible M

Couple: Yunjae and others

Warn: GS! NO PLAGIARISM ALLOWED 

Summary: Namanya Kim Jaejoong, matchmaker yang sudah tidak perlu ditanyakan lagi kehebatannya. Sudah banyak pasangan yang menikah karenanya. Tapi, bagaimana jika mantan suaminya menjadi kliennya?

Prologue | Chapter 1 | Chapter 2 | Chapter 3 | Chapter 4 | Chapter 5 | Chapter 6 

Dengan langkah yang sedikit berat, Jaejoong melangkah menuju ke ruangan Heechul untuk melaporkan bahwa dirinya ingin izin karena merasa tidak enak badan. Masih terngiang di otaknya mengenai ucapan Dong Wook kemarin. Anak kecil itu. Kenapa dia tampak begitu dewasa dan bisa mengerti semuanya? Apa karena dia masih kecil sehingga dia bisa memikirkan dan mengucapkan sesuatu yang tak bisa dilakukan oleh seorang dewasa seperti dirinya?

Tangannya berhenti tepat di depan kenop pintu saat mendengar sebuah suara yang sudah tak asing lagi di telinganya. Dia mendengar ada suara lain selain Heechul di dalam ruangan tersebut dan dia tahu pemilik dari suara itu.

Tidak mungkin.

Segera dia menempelkan telinganya di pintu sementara tangannya memegang kenop pintu untuk berjaga-jaga jika Heechul atau pemilik suara tersebut membuka pintu. Dia mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu hanya perasaannya saja, tapi suara yang ditangkap oleh indera pendengarannya sekarang terdengar lebih jelas dan mata doe eyes-nya melebar karena tak percaya.

“Sudah kukatakan ini bukan ide yang baik, Chullie-ah.”

Deg.

Jaejoong tidak percaya. Suara itu. Suara yang memberikan getaran di badannya sekarang dan terdengar di balik tembok. Mustahil. Mustahil kalau itu adalah suara Yunho. Bukankah Heechul dan Yunho tidak pernah betemu sebelumnya? Bahkan Heechul sendiri seharusnya tidak tahu bahwa Jaejoong sudah menikah. Ya, karena Heechul menikah setengah tahun lalu dengan Hankyung di saat Jaejoong sudah bercerai jadi rasanya tidak masuk akal jika yeojya yang menjadi bosnya itu mengenal Yunho.

”Tapi menceraikannya 1 tahun yang lalu juga bukan ide yang baik. Lihat apa akibatnya sekarang terhadap dirimu!”

Yeojya yang tengah melakukan aksi menguping itu tersentak kaget mendengar bentakan dari bosnya itu. Dia tahu bahwa bosnya memang orang yang sedikit galak, tapi dia tidak pernah melihatnya secara langsung. Dia cukup penasaran kenapa Heechul sangat marah terhadap perbuatan Yunho.

”Jika aku tidak menceraikannya, dia akan celaka, kau tahu itu.”

Hening yang berada di balik pintu itu membuat Jaejoong sedikit terjaga. Dalam pikirannya sekarang sedang berputar mengenai pernyataan yang baru saja dilontarkan Yunho tadi.

Celaka?

Apa yang membuat dia bisa berada dalam bahaya jika Yunho tidak menceraikannya? Memutuskan untuk mengetahui lebih jauh, Jaejoong kembali menempelkan telinganya pada pintu tersebut. Kali ini terdengar helaan nafas dari seseorang, tapi Jaejoong tidak tahu.

”Kau tahu? Perbuatanmu sangat bodoh, sungguh, kalau kau tidak menceraikan Jaejoong saat itu, dia tidak akan bertemu dengan Hyun Joong.”

Deg.

Ada apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Heechul dan Yunho juga tahu tentang Hyun Joong? Apa yang sebenarnya sedang disembunyikan oleh keduanya? Dia berpikir terlalu lama sampai akhirnya dia kembali tersadar saat mendengar kenop pintu tersebut berputar. Takut ketahuan, Jaejoong bergegas meninggalkan tempat itu tanpa menyadari bahwa anting kanan yang dia kenakan terlepas. Bagai cinderella yang kehilangan satu sepatu kacanya. Seperti itu jugalah anting Jaejoong yang ditemukan oleh Yunho saat dia keluar dari ruangan Heechul seorang diri.

”Jaejoong,” bisiknya pelan sembari mengenggam erat anting berbentuk salib tersebut.

.

.

7th Match

”Jung Yunho”

by eL-ch4n

17.06.2012

.

.

Selama ini kita melihat semuanya dari sisi seorang Kim Jaejoong, bagaimana jika sekarang kita mencoba mengamati dari sisi seorang Jung Yunho? Apa yang menjadi alasan sesungguhnya saat dia mengucapkan kata perceraian itu? Bagaimana perasaannya saat itu?

Jaejoong mungkin tidak sadar karena terlalu kaget, tapi malam saat kata cerai itu keluar dari mulut Yunho, tangan namja itu bergetar karena gugup. Tatapannya berusaha untuk menghindari doe eyes yang mempertanyakan alasan dari semuanya. Karena dia tahu kalau dia melihat sepasang mata yang dimiliki oleh (mantan) istrinya itu, dia akan menceritakan semuanya. Kejujuran dan semua alasan di balik perbuatannya.

Jung Yunho adalah seorang namja yang sangat perhitungan, dia selalu memikirkan setiap tindakannya dengan hati-hati agar tidak salah langkah. Itulah yang dia lakukan 1 tahun yang lalu. Berpikir dengan menceraikan Jaejoong, dia bisa membuat yeojya yang masih dicintainya itu berada di tempat yang aman. Sayangnya, dia lupa akan satu hal. Dia bisa memperhitungkan setiap langkahnya dengan baik dan mungkin menebak gerak lawannya, tapi dia tidak bisa melawan takdir yang harus mempertemukan dia kembali dengan Jaejoong dua bulan yang lalu.

Sebenarnya dia berharap jika semuanya sudah selesai, dia bisa kembali kepada Jaejoong, tapi dia tidak ingat bahwa Jaejoong sendiri memiliki kebebasan untuk move on dan melupakannya. Itulah yang membuat dia bertemu dengan Heechul untuk berdiskusi mengenai hal ini. Darimana dia tahu Heechul? Sepertinya akan lebih mudah jika semuanya dijelaskan dari awal. Mengenai perceraian mereka, mengenai pertemuan 2 bulan yang lalu, mengenai identitas Heechul, mengenai bagaimana mereka bisa mengenal Hyun Joong, dan siapa sebenarnya Changmin itu.

.

.

Awal cerita ini tidak dimulai pada zaman dahulu kala, melainkan 7 tahun yang lalu saat Yunho mendengar kabar yang mengejutkan dari satu-satunya adik perempuannya, Jung Jihye.

Saat itu Yunho sedang duduk di ruang tamu dan masih memikirkan cara untuk mendekati Jaejoong. Ya, 7 tahun yang lalu Yunho dan Jaejoong masih belum menjalin hubungan karena namja itu masih bingung bagaimana untuk mendekati yeojya cantik yang begitu sempurna di matanya. Belum selesai dengan urusannya terhadap Jaejoong, tiba-tiba saja adiknya, Jihye, datang menghampirinya yang sedang duduk.

”Oppa,” panggil Jihye dengan hati-hati.

”Ne?” tanya Yunho dengan ramah. Tak peduli meskipun dia saat itu sebenarnya sedang capek dengan urusan kuliah karena dia sudah hampir memasuki semester akhir, dia akan selalu menyempatkan waktunya untuk adiknya. ”Ada apa, Jihye?”

Yeojya yang memiliki paras yang mirip dengan Yunho itu menundukkan kepalanya, tampak bahwa dia sebenarnya sedang memikirkan sesuatu. ”Oppa, itu…aku,” racau Jihye membuat Yunho menghela nafas.

Seberapa sabarnya dia, Yunho tetap seorang manusia yang mempunyai batasnya. Jadi dia kemudian menekan Jihye agar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. ”Jihye, oppa tak punya waktu seharian untuk –”

”Oppa, aku sedang jatuh cinta!” sela Jihye dengan cepat.

Pernyataan Jihye tadi sontak membuat Yunho terdiam. Dia menatap adiknya yang masih berusia 20 tahun itu dengan tatapan tak percaya. Oke, jatuh cinta bukan hal yang aneh, tapi mendengar adiknya menceritakan itu padanya membuat Yunho menatap yeojya yang sudah bersemu merah itu dengan tatapan bingung. ”Chukkae?” ujarnya dengan nada tanya. ”Akhirnya ada seseorang yang bisa membuka mata hati adikku ini,” canda Yunho yang langsung dibalas dengan pukulan ringan dari Jihye.

”Oppa!” gerutu Jihye yang diiringi dengan tawa yang keluar dari mulut Yunho.

”Jadi, siapa namja yang beruntung itu?” Satu pertanyaan Yunho tadi membuat Jihye kembali terdiam dan Yunho tahu bahwa ini bukanlah hal yang baik. ”Jihye,” panggilnya dengan nada yang lebih serius. ”Siapa?”

Jihye menggigit bibir bawahnya, mencoba menghindari tatapan elang oppa-nya, tapi dia tahu bahwa hal itu tidak ada gunanya karena sekali Yunho meminta jawaban, dia akan tetap menekan sampai mendapatkannya. ”Hyun Joong,” jawab Jihye dengan lirih.

Satu nama itu lantas membuat kedua pupil mata Yunho membesar. Dia mendesis pelan. ”Tidak,” gumamnya dengan nada yang serius.

”Oppa!” seru Jihye.

”Aku tidak keberatan kalau kau mengatakan kau mencintai Taecyeon, heck, bahkan aku tak keberatan seandainya kau menyukai Thunder yang aneh itu, tapi TIDAK dengan Hyun Joong, kau mengerti?” ancam Yunho.

Yeojya itu memajukan mulutnya tanda bahwa dia cemburut dan tidak setuju. ”Kenapa?” gerutunya.

”Dia itu berbahaya, Jihye, kau sendiri sudah tahu dia itu siapa,” tegur Yunho dengan nada yang lebih keras dari sebelumnya.

”Tapi, itu keluarganya, bukan dirinya! Padahal aku berharap oppa akan mengerti diriku!” balas Jihye yang mulai mengeluarkan isak tangisnya. Yunho menggeram tak tahu harus berbuat apa. ”Lagipula dia berjanji akan merubah dirinya.” Kembali suara isak tangis Jihye terdengar.

”Dan kau percaya dengan janji palsunya itu?” desis Yunho. ”Terserah padamu, aku sudah tidak peduli, dan jangan datang kepadaku saat kau sadar bahwa dia tak lebih dari serigala berbulu domba.” Yunho kemudian beranjak dari kursinya dan menuju ke kamarnya yang terdapat di lantai dua. Sembari berjalan dia kembali memperingati Jihye, ”Kau akan menyesal Jihye.”

Blam.

Jihye tersentak kaget saat oppa-nya menutup pintu kamar dengan keras. Isak tangisnya semakin keras dan dia merasa tidak berdaya saat itu juga.

.

.

Dan tepat 6 tahun yang lalu (1 tahun setelah pembicaraan itu) Jihye datang menemui Yunho di tempat dan kondisi yang sama. Kedua orang tua mereka memang sering bepergian keluar kota untuk mengerjakan urusan dinas dan karena Yunho serta Jihye sudah cukup besar, maka kedua orang tua mereka tidak masalah membiarkan mereka sendiri.

Kali ini, Jihye berdiri di depan Yunho dengan kepalanya menghadap ke lantai, seolah sandal yang dia kenakan saat itu terlihat lebih menarik daripada tatapan tajam yang diberikan oppa-nya. ”Kenapa?” desis Yunho.

Dengan suaranya yang sedikit serak yang menurut pengamatan Yunho sepertinya  habis menangis, Jihye berkata, ”A – aku…aku hamil, oppa.”

Satu pernyataan itu bagaikan sebuah petir yang menyambar Yunho pada malam itu. Tatapan matanya semakin tajam seolah bisa menusuk dan membuat yeojya yang ada di hadapannya tak bernyawa dalam sekejap. ”Tolong ulangi sekali lagi,” ujarnya dengan nada yang terdengar mengerikan.

Badan Jihye bergetar dengan hebat, siap menerima apapun yang akan diberikan Yunho kepadanya. Ketika namja itu berdiri, gemetar di tubuh Jihye tak berhenti, malah semakin bertambah. ”Siapa appanya?”

Tak berani menjawab, Jihye hanya menggelengkan kepalanya membuat Yunho menghela nafas. Namja itu bisa menebak siapa yang melakukan ini terhadap adiknya.

Hyun Joong.

Hanya namja itu yang bertanggung jawab atas semua ini. ”Bukankah sudah kukatakan agar tidak mencariku jika terjadi sesuatu pada dirimu?” tanya Yunho dengan nada datar membuat pandangan mata Jihye semakin mengabur karena cairan yang berkumpul di pelupuk matanya.

Dia sudah bersiap untuk menerima tamparan dan hinaan dari Yunho, namun hal yang dia rasakan adalah kehangatan yang menyelimutinya. ”Cih, bukankah sudah kubilang bahwa dia adalah serigala yang berbulu domba?” desis Yunho.

”Mian…mianhae…mian,” gumam Jihye berkali-kali dalam dekapan Yunho. Dia melingkarkan tangannya di pinggang Yunho dan meletakkan kepalanya di atas dada bidang Yunho, merasakan kehangatan namja itu yang menyebar di tubuhnya. ”Mian…mian…”

”Sudahlah, kau harus menjaga kesehatanmu sekarang, jangan terlalu banyak menangis,” bisik Yunho. Tangan namja itu membelai punggung dan rambut panjang Jihye dengan lembut untuk menenangkan yeojya itu. Dikecupnya bagian belakang kepala Jihye. Ditariknya tubuh mungil adiknya ke dalam dekapannya untuk mempererat pelukannya. ”Sssh…ssh…sudah berapa lama?” tanya Yunho dengan pelan.

Jihye masih terisak, namun sepertinya dia sudah lebih tenang sekarang. ”Dua…dua minggu, hiks, aku tidak tahu…Hyunnie tak mau mengakuinya…aku tak tahu harus apalagi oppa.”

Yunho mengambil nafas panjang dan melepas pelukannya. Karena badannya yang sedikit lebih tinggi dari Jihye, dia menundukkan kepalanya agar sejajar dengan pandangan Jihye. Dia meletakkan kedua tangannya kepada kedua pipi tembem Jihye. ”Ssh…yang pasti kau tak boleh menggugurkannya.” Ya, biar bagaimanapun Yunho tak akan mengizinkan Jihye menggugurkan kandungannya dan membuat yeojya itu menyesal dengan perbuatannya.

”Appa…umma…aku harus bagaimana?” tanya Jihye dengan suaranya yang serak.

Tangan kanan Yunho mengelus kepala Jihye dengan lembut. ”Aku akan mengurus semuanya, yang pasti sekarang kau harus menjaga bayi itu dengan baik, ne? Aku akan menjadi seorang paman sekarang,” candanya. ”Ah, rasanya tidak percaya seorang Jihye akhirnya akan menjadi seorang ibu juga,” ujar Yunho dengan nada yang sedikit lebih ceria untuk meringankan suasana.

Seulas senyuman akhirnya kembali terlukis di wajah cantik Jihye. Yunho membalasnya dengan lengkungan manis yang sama. Dia menarik Jihye sekali lagi dalam dekapannya. Karena berada dalam pelukan Yunho, Jihye tak melihat tatapan tajam penuh dendam yang diperlihatkan Yunho entah pada siapa.

.

.

Dan kira-kira 9 bulan kemudian, lahirlah bayi montok yang begitu tampan. Bayi itulah yang sekarang kita kenal dengan nama Jung Changmin, bocah jenius yang memiliki nafsu makan yang besar. Seperti yang dijanjikan Yunho, dia yang menceritakan semuanya terhadap kedua orang tuanya. Jihye hanya bisa menangis dan berlindung di balik punggung Yunho. Umma mereka hanya menatap sendu dan kemudian mengatakan bahwa nasi sudah menjadi bubur. Yang harus dilakukan Jihye sekarang adalah melahirkan anak itu dengan selamat. Butuh bujukan dari sang umma dan isak tangis permintaan maaf dari Jihye untuk meluluhkan hati sang appa.

Masih teringat di kepala Yunho mengenai perkataan appa-nya saat malam yang mengubah kehidupan mereka sepenuhnya. ”Aku tak akan bisa membencimu, Jihye. Kecewa iya, tapi aku lebih merasa kecewa terhadap diriku yang tak bisa melindungimu. Dan Yunho, aku hanya berharap agar kau tidak melakukan hal konyol ini terhadap yeojya yang kau cintai nanti, mengerti?”

Anak sulung keluarga Jung itu mengangguk atas perkataan sang appa. Dia berjanji bahwa dia akan melakukan hubungan yang sehat dengan Jaejoong. Sesekali berciuman tak masalah, tapi lebih daripada itu, Yunho akan berusaha untuk mengontrol dirinya. Susah memang, tapi melihat apa yang terjadi dengan Jihye, Yunho tak mau itu juga terjadi dengan Jaejoong. Mungkin dia bisa mengatakan bahwa dia akan menerima Jaejoong apa adanya, tapi saat itu usianya juga masih 25 tahun dan Jaejoong juga 22 tahun, masih muda, perjalanannya masih panjang. Dia tidak tahu apa yang akan menanti dia di ujung perjalanannya.

Semuanya terasa begitu lancar dan indah bagi Yunho. Hubungannya dengan Jaejoong lancar dan Jihye juga tidak mengalami masalah dalam kehidupannya di sekolah barunya. Ya, Jihye dipindahkan ke universitas yang lain karena tak ingin membuat yeojya itu semakin terbeban melihat Hyun Joong. Memang sedikit ada cekcok dan rumor tak sedap saat Jihye berada di universitas barunya, tapi semua bisa teratasi.

Hidup Yunho kemudian berubah saat 3 tahun lalu (1 tahun sebelum pernikahan Yunho dan Jaejoong), Jihye mengalami kecelakaan saat sedang menyetir mobil sehabis membelikan belanja bulanan untuk Changmin dan dirinya. Changmin yang waktu itu masih kecil langsung diadopsi oleh Yunho karena dia tak ingin keponakannya itu tumbuh tanpa sosok orang tua. Karena bingung harus menjelaskan apa terhadap Jaejoong, dia terpaksa sedikit berbohong dengan mengatakan bahwa Jihye dan suaminya meninggal di kecelakaan tersebut. Jaejoong yang memang merupakan seorang yeojya yang pengertian, menerima alasan Yunho untuk merawat Changmin, lagipula dia juga suka akan kehadiran namja muda itu.

Dan apa yang terjadi dalam kurun waktu itu semua sudah terceritakan, hanya ada satu yang belum terbongkar, alasan Yunho menceraikan Jaejoong.

Bohong jika Yunho mengatakan dia tidak mencintai Jaejoong, oh, itu adalah kebohongan terbodoh yang akan pernah dia lontarkan. Bagaimana mungkin perasaan yang dia jalin selama 5 tahun (6 tahun termasuk pernikahan) itu akan hilang dan luntur begitu saja? Lantas, apa alasannya?

.

.

”Kecelakaan itu disengaja, Yunho,” ujar Heechul yang saat itu duduk di sofa yang terdapat di ruang kerja Yunho.

Namja yang saat itu tengah duduk mendengarkan kemudian berdiri untuk menghampiri Heechul yang sedang memegang amplop cokelat yang menceritakan kebenaran di balik kecelakaan adiknya. Dia mengambil itu dengan perasaan yang berat dan mengeluarkan kertas yang ada di dalamnya. Mata elangnya membaca dengan cepat isi dari kertas tersebut yang memperkuat dugaannya. Tangannya meremas kertas itu hingga tak berbentuk. ”Hei, itu informasi yang kudapatkan dengan susah payah!” seru Heechul yang tak terima karena usahanya selama satu bulan itu dirusakkan begitu saja oleh Yunho.

”Jadi benar kalau rem tangan mobil itu rusak seperti dugaanku,” desis Yunho.

”Ya, dan sekedar informasi, seharusnya Jaejoong juga berada di dalam mobil,” ujar Heechul dengan santai.

Yunho kemudian menatap tajam ke arah Heechul yang mengangkat kedua bahunya. Tatapan Yunho begitu tajam dan meminta penjelasan dari yeojya yang sedang duduk di sofanya. ”Sebenarnya saat itu Jihye sedang berkunjung ke rumah Jaejoong sebelum pergi belanja. Sepertinya dia ingin menceritakan soal Changmin, namun sayangnya Jaejoong tak ada di sana. Dan selebihnya kau tahu.”

”Tapi itu bukan alasan bahwa Jaejoong juga diincar,” desis Yunho.

Heechul mengangkat kedua bahunya menandakan bahwa dia tidak terlalu peduli. ”Ya, memang sih, itu juga bukan hal yang pasti, tapi entahlah, aku hanya mempunyai firasat yang tidak enak saat ini.”

Namja itu tampak berpikir keras untuk langkahnya yang berikutnya. Dia tidak boleh salah bertindak atau dia akan kalah dalam permainan ini. ”Baik,” gumamnya setelah menarik nafas panjang. ”Aku akan menceraikan Jaejoong dan memutuskan semua kontakku dengan dirinya.”

Pernyataan yang terlontar dari mulut Yunho membuat Heechul berdiri dan menatap tak percaya ke arah namja itu. ”Ka…kau ti..dak? Hei, katakan kau sedang bercanda,” ujar Heechul. ”Dengar, kau pikir menceraikan Jaejoong akan menyelesaikan semua masalah?”

Yunho menggelengkan kepalanya. ”Ani, tapi setidaknya dia akan bisa kujauhkan dari masalah. Dia tidak boleh terlibat dan tentunya dia tak boleh tahu akan hal ini, aku harap kau mau bekerja sama denganku, Petals.”

Yeojya itu hanya bisa mendesis saat Yunho memanggil nama julukannya yang menandakan bahwa saat ini Yunho sudah siap bekerja. ”Aku harap kau tahu apa yang kau lakukan saat ini, U-know,” desis Heechul sembari mengambil tasnya dari atas sofa.

Sejenak sebelum Heechul menutup pintu, Yunho memanggil yeojya itu sekali lagi. ”Heechul.” Yeojya yang dipanggil namanya itu berhenti dan menunggu apa yang akan dilontarkan Yunho. ”Jaga dia untukku, jebbal.”

”Tanpa kau suruh pun, aku akan melakukannya dan jaga dirimu juga Changmin,” jawab  Heechul dengan sinis sebelum menutup (lebih tepatnya membanting) pintu ruangan Yunho dengan keras.

Yunho yang ditinggal sendirian kemudian melangkah menuju meja kerjanya dan menatap dengan sendu pada foto Jaejoong dan dirinya yang dia pajang di ruang kerjanya. ”Sepertinya ini akan menjadi yang terakhir kalinya aku memandang dirimu,” bisiknya dengan lirih. Jari tangannya meraba foto itu seolah bisa merasakan halusnya kulit itu di dalam sentuhannya. Matanya terpejam mencoba mengingat aroma dan semua hal mengenai yeojya itu karena ini akan menjadi yang terakhir kalinya.

.

.

Itulah alasan yang sebenarnya di balik perceraian mereka. Yang satu tak tahu bahwa dia sedang dilindungi dan menderita karenanya sementara yang satu harus mengalami kesesakan karena melindungi yang lain. Sebuah paradoks kehidupan. Lantas, apa yang membuat Yunho kembali menemui Jaejoong setelah 1 tahun lamanya?

Jawabannya sama. Kim Hyun Joong. Dia mendapat kabar dari Heechul dua bulan yang lalu saat ada satu dokumen yang bertuliskan nama Kim Hyun Joong yang terdapat di atas meja kerjanya. Dokumen itu menandakan bahwa Hyun Joong ingin memakai service yang ditawarkan oleh perusahaan Heechul. Maka dia terpaksa harus meredamkan semua perasaannya ketika dia bertemu kembali dengan Jaejoong.  Andai saja saat itu dia bisa, dia ingin memeluk tubuh mungil yeojya itu, membisikkan rayuan yang selalu mendatangkan rona merah di kedua pipi kenyal milik yeojya itu.

Semua ejekan dan sindiran yang dia berikan hanya untuk menjaga agar dia tidak mengeluarkan semua perasaannya saat itu juga. Andai Jaejoong sadar bagaimana Yunho menatap kesal terhadap Siwon yang saat itu hendak menyentuhnya atau bagaimana Yunho berusaha untuk bersikap dingin saat bertemu dengan dirinya. Dan jangan lupa juga karena Changmin dia harus ’bersolo’ ria karena melihat tubuh indah milik (mantan) istrinya itu. Oke, abaikan kalimat yang terakhir.

Aish, dia begitu kesal saat yeojya itu dengan polosnya menjodohkan dia dengan para yeojya yang dia sendiri tidak begitu dekat kecuali memang Ryeowook. Mengingat yeojya itu membuat Yunho sedikit kesal. Dia bukannya membenci Ryeowook hanya saja dia tidak suka saat yeojya itu terus mengejarnya meskipun Yunho sudah memberikan tanda-tanda tidak suka.

Pelukan di aquarium waktu itu? Itu karena Ryeowook tersandung batu dan Yunho, sebagai seorang gentleman, menangkap yeojya itu sehingga terlihat bahwa keduanya seperti sedang berpelukan. Yunho bertekad untuk menjatuhkan Hyun Joong terutama saat namja itu mulai mendekati Jaejoong-NYA. Cih, tidak akan dia biarkan namja itu menghancurkan yang ada di sekitarnya.

Kembali Yunho mendadak teringat dengan kejadian sehari sebelumnya, saat Dong Wook menanyakan satu pertanyaan sederhana namun menusuk. Mereka tidak tahu, ya, mereka tidak tahu bagaimana sebenarnya Yunho sangat ingin kembali seperti dulu, hidup bahagia dengan Jaejoong dalam sebuah keluarga kecil. Tapi, semuanya tidak akan mudah selama Hyun Joong masih tertawa bebas di luar sana.

Ya, Yunho sudah bertekad untuk menyelesaikan semuanya untuk bisa berada di samping Jaejoong kembali. Dia yakin bahwa yeojya itu juga masih mencintainya, semuanya dapat dilihat dari gelagat yeojya itu. Hal itu cukup menenangkan Yunho, tapi dia tahu bahwa dia harus bertindak dengan cepat karena sepertinya Hyun Joong juga mempunyai rencana yang lain, sesuatu yang tampaknya tidak akan menyenangkan bagi Yunho.

.

.

Jaejoong yang sudah berhasil kabur dari aksinya segera menenangkan dirinya yang berlari dalam jarak yang cukup jauh tadi. Dia sudah berada di depan meja dan sedang menenangkan detak jantungnya. Seharusnya dia tadi melabrak saja keduanya, tapi kenapa dia malah memutuskan untuk kabur, dia sendiri tidak tahu. Rasanya dia memang tidak berada di dalam kondisi fitnya. Lebih baik dia segera pulang dan meminum ginseng untuk istirahat.

Saat dia mengangkat kepalanya, matanya menangkap sosok seorang namja tampan yang sudah tak asing lagi bagi dirinya. ”Hyun Joong-shi?” tanyanya dengan nada bingung. Pasalnya, dia tidak mengingat ada janji dengan namja itu.

Hyun Joong hanya tersenyum, sebuah senyuman yang menurut Jaejoong terlihat misterius. ”Ah, aku hanya ingin mengajakmu untuk ikut makan bersama. Yah, kau tahu kemarin kita juga batal kan? Lagipula, aku ingin segera menyelesaikan ini.”

Yeojya itu tidak sadar bahwa apa yang ingin diselesaikan oleh Hyun Joong sepertinya berbeda dengan apa yang sedang dia pikirkan. Maka dengan naifnya, dia mengangguk dan menyuruh Hyun Joong untuk menunggu sebentar sembari membereskan mejanya. Setelah semuanya rapi dan berada pada tempatnya, Jaejoong mengikuti langkah Hyun Joong untuk keluar dari ruangan kerjanya sembari berpamitan pada rekan kerjanya.

Tanpa dia sadari bahwa Yunho baru saja berjalan masuk ke dalam ruangan itu dan mencari dirinya. Rasa takut segera meliputi namja itu. Dia tak membuang waktu untuk menekan nomor yang sudah dia hafal di luar kepalanya. ”Dia mendapatkan Jaejoong, kita harus bergegas!” serunya tanpa memberi kesempatan untuk orang di seberang sana membalas dan menutup ponselnya.

Dia segera berlari keluar sesuai dengan arah yang ditunjukkan oleh rekan kerja Jaejoong tadi. Sayangnya dia telat karena Jaejoong sudah masuk di dalam mobil yang sudah dijalankan oleh Hyun Joong. Kalau begini, dia juga harus bertindak dengan cepat. Tangannya mengepal dengan keras sampai memerah sebelum kemudian bergegas menuju ke mobilnya untuk mengejar Hyun Joong.

Sekarang semua pemain sudah berada di dalam posisinya. Apa yang mungkin akan terjadi berikutnya, tidak ada yang tahu dan apa yang akan dilakukan oleh Hyun Joong hanya dia, Tuhan, dan author ini yang tahu. Sepertinya, untuk saat ini kita hanya bisa menunggu dan berharap kalau Hyun Joong tidak akan melakukan perbuatan yang aneh-aneh terhadap Jaejoong, ya?

.

.

To be continued

.

.

A/N:

Heiho, adakah yang bisa menduga kalau ceritanya akan seperti ini? 😉 jujur, saya sih juga tidak bisa menduganya ==”

Rencananya Cuma mau simpel aja gitu kayak film luar negeri, eh tapi entah kenapa dalam otak saya adany plot seperti ini. Sebelumnya sih, maunya si Yunho kena hutang, trus ceraiin JJ supaya si JJ gak kena dikejar rentenir u.u tapi gak jadi deh, kykny terlalu biasa *?* #plak

Oke deh, semoga chapter ini sesuai dengan harapan 8D

Ini mau balesin comment dulu ya~ ditunggu balasannya (masih gaptek soal wp) oh ya, ngomong2 lagi mau melakukan pendataan reader untuk ”Slave Day” dan ”Broken Doll” jika ada yang mau baca jangan lupa comment di satu chapter sebelumnya dan tinggalkan email ya 😉

Oh ya curcol dikit, ff saya didelete lagi sama admin ffn ==” sumpah ini admin dendam sama aku kaykny, tiap update ff baru, ff lama pasti ada yang dihapus u.u jadi capek sendiri rasanya. Akhirnya saya putuskan untuk update di sini dan di forum aja deh #plak

Oke. Abaikan saja. Yang penting “Gomawo ^0^”

Last, review?;)

_verzeihen